rhisehat.com – Penyakit Addison adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar adrenalin tidak bekerja secara maksimal, sehingga tubuh tidak menghasilkan cukup hormon. Addison terjadi ketika kelenjar adrenal mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa menghasilkan kelompok hormon steroid, termasuk hormon kortisol dan aldosteron, dalam jumlah yang cukup. Penyakit ini juga sering disebut insufisiensi adrenal atau hiperkortisolisme.
Hormon kortisol merupakan hormon yang berfungsi untuk menjaga tekanan darah, fungsi jantung, sistem kekebalan tubuh, dan kadar gula darah. Sementara itu, hormon aldosteron merupakan hormon yang berfungsi untuk membantu ginjal mengatur jumlah garam dan air dalam tubuh. Tanpa hormon ini, garam dan air dalam tubuh tak bisa dikeluarkan melalui urin, yang akan mengakibatkan jatuhnya tekanan darah hingga sangat rendah.
Selain itu, hal ini akan meningkatkan jumlah potasium hingga tingkat yang membahayakan. Sampai saat ini belum ada metode efektif untuk mencegah penyakit ini.
Penyebab
Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula). Korteks kelenjar adrenal bertugas untuk menghasilkan kelompok hormon steroid, termasuk hormon kortisol dan aldosteron.
Pada penyakit Addison, korteks kelenjar adrenal mengalami kerusakan, sehingga hormon kortisol dan aldosteron tidak bisa memproduksi dalam jumlah yang cukup. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada korteks kelenjar adrenal adalah:
– Penyakit autoimun
– Cedera atau perdarahan pada kelenjar adrenal
– Kanker yang menyebar dari organ lain ke kelenjar adrenal
– Penyakit infeksi seperti TBC, AIDS, atau infeksi jamur.
– Tumor atau pendarahan pada kelenjar adrenal.
– Amiloidosis
– Kelainan genetik
– Operasi pada kelenjar adrenal
Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang alami krisis Addison, antara lain:
– Pernah mengidap penyakit Addison.
– Pernah melakukan operasi kelenjar adrenal.
– Adanya kerusakan pada kelenjar hipofisis.
– Tidak mengonsumsi obat untuk penyakit Addison secara rutin.
– Alami dehidrasi berat.
– Alami trauma fisik atau stres yang berat.
– Konsumsi obat-obatan untuk menangani sindrom Cushing.
– Memiliki penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe 1 atau vitiligo.
– Menderita infeksi yang berlangsung lama, seperti tuberkulosis (TBC) atau HIV/AIDS.
– Menderita anemia pernisiosa, misalnya karena kekurangan vitamin B12.
– Menderita kanker.
– Mengonsumsi obat golongan antikoagulan, kortikosteroid, atau obat golongan antijamur.
Gejala
Gejala penyakit Addison biasanya akan muncul secara bertahap dan berkembang dalam kurun beberapa bulan. Karakteristik dari penyakit ini adalah rasa lemas (fatigue) yang berkepanjangan dan memburuk, kelemahan otot, turunnya nafsu makan, dan turunnya berat badan. Tidak hanya itu, gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada pengidap penyakit ini, antara lain:
- Kelelahan dan kurang bersemangat
- Nyeri perut
- Keinginan berlebih untuk mengonsumsi makanan asin
- Kantuk
- Mual atau muntah
- Diare
- Lesu
- Tidak nafsu makan, sehingga terjadi penurunan berat badan
- Gula darah rendah (hipoglikemia)
- Sakit kepala
- Pusing saat berdiri
- Bagian lipatan tubuh menggelap (hiperpigmentasi)
- Nyeri dan kram otot
- Gampang marah
- Sering buang air kecil
- Sering haus
- Sulit berkonsentrasi
- Rambut rontok
- Menstruasi tidak teratur
- Melambatnya pubertas pada anak-anak
- Hilangnya gairah seksual
Ketika kerusakan kelenjar adrenal sudah parah, hal ini bisa menimbulkan gejala yang berat. Terkadang, gejala yang berat bisa muncul secara tiba-tiba, tanpa ada gejala ringan sebelumnya. Kondisi ini disebut krisis Addison atau krisis adrenal dan dapat membahayakan nyawa. Berikut ini adalah tanda dan gejala krisis adrenal:
- Tubuh terasa sangat lemah
- Nyeri pada punggung bagian bawah atau kaki
- Sakit perut parah
- Muntah dan diare yang parah dan memicu dehidrasi
- Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
- Kebingungan
- Penurunan kesadaran
Pengobatan Addison
Penyakit Addison dapat diatasi dengan terapi yang bertujuan untuk menggantikan jumlah hormon steroid yang berkurang dan tidak bisa diproduksi oleh tubuh, di antaranya:
Pemberian kortikosteroid tablet
Obat yang digunakan untuk menggantikan hormon kortisol adalah prednison atau metilprednisolon. Sementara itu, fludrokortison digunakan untuk menggantikan aldosteron.
Pemberian kortikosteroid suntik
Obat kortikosteroid suntik biasanya diberikan pada pasien yang mengalami gejala muntah dan tidak bisa meminum kortikosteroid tablet.
Komplikasi Addison
Komplikasi utama Addison disease adalah krisis adrenal yang dapat menyebabkan kematian, umumnya akibat hipotensi atau aritmia jantung karena hiperkalemia. Komplikasi lainnya diakibatkan kelebihan terapi glukokortikoid, yakni:
- Gagal tumbuh (pada anak-anak)
- Obesitas
- Striae
- Osteoporosis
- Kelemahan otot
- Hipertensi
- Hiperglikemia
- Katarak
Pencegahan Addison
Penyakit Addison tidak dapat dicegah. Namun pencegahan penyakit ini lebih terfokus pada meredakan gejala dan mencegah krisis Addisonian yang dipicu di lingkungan dengan tingkat stres tinggi. Mencegah gangguan ini pada dasarnya dilakukan dengan cara mengobati kondisi yang mendasarinya dan membatasi faktor risiko, contohnya dengan cara:
- Mengobati infeksi jamur.
- Mengontrol diabetes.
- Identifikasi gejala kanker untuk mencegah penyebaran sel ke kelenjar adrenal dan aliran darah.
- Mengobati infeksi bakteri seperti tuberkulosis
- Bagi yang sudah mengidap penyakit ini, mengurangi stres dan terlibat dalam kegiatan santai dapat mencegah gejala berat dan komplikasi.
aldokter. accessed on 2022 Addison
halodoc. accessed on 2022 Addison
hellosehat. accessed on 2022 Addison
klikdokter. accessed on 2022 Addison
alomedika. accessed on 2022 Oleh : dr.Krisandryka Addison