rhisehat.com – Afasia merupakan gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang memproduksi dan memproses bahasa. Akibatnya, orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan berbicara, membaca, menulis dan memahami bahasa, sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
Umumnya penderita afasia akan keliru dalam memilih dan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang benar. Akan tetapi, kondisi ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan dan daya ingat penderitanya.
Penyebab
Afasia dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia. Namun, gangguan ini lebih sering dialami oleh mereka yang berusia paruh baya dan lanjut usia. Afasia bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala yang menandai adanya kerusakan di bagian otak yang mengatur bahasa dan komunikasi.
Penyebab yang paling umum adalah kerusakan otak akibat stroke, penyumbatan, atau pecahnya pembuluh darah di otak. Selain itu, kerusakan otak akibat cedera kepala yang parah, tumor, infeksi, atau proses degeneratif juga bisa menyebabkan afasia. Penyakit seperti demensia juga bisa menyebabkan menurunnya fungsi sel-sel otak, sehingga mengakibatkan afasia. Pada kondisi ini, gangguan tersebut biasanya berkembang secara bertahap.
Terkadang, episode afasia juga bisa terjadi sementara. Hal itu bisa disebabkan oleh migrain, kejang, atau serangan iskemik transien (TIA). TIA terjadi ketika aliran darah diblokir sementara ke area otak.
Salah satu penyebab kerusakan otak yang paling sering memicu afasia adalah stroke. Saat mengalami stroke, tidak adanya aliran darah ke otak menyebabkan kematian sel otak atau kerusakan di bagian otak yang berfungsi memproses bahasa. Sekitar 25–40% penderita stroke akan menderita afasia.
Gejala
Gejala afasia dapat berbeda-beda, tergantung pada bagian otak yang rusak, serta tingkat kerusakan yang terjadi. Berikut ini gejala yang mungkin terjadi:
– Berbicara dalam kalimat pendek atau tidak lengkap.
– Berbicara dengan kalimat yang tidak bisa dimengerti atau tidak masuk akal.
– Mengganti satu kata dengan yang lain atau satu suara dengan yang lain.
– Mengucapkan kata-kata yang tidak bisa dikenali.
– Tidak mengerti ucapan orang lain.
– Menulis kalimat yang tidak bisa dimengerti atau tidak masuk akal.
Orang dengan afasia juga memiliki pola kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda. Berikut ini jenis-jenisnya:
Afasia Wernicke (reseptif)
Afasia Wernicke dikenal dengan sebutan afasia reseptif atau sensory aphasia. Afasia Wernicke biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri tengah. Pada afasia ini, penderita akan kesulitan memahami atau mengerti kata-kata yang didengar atau dibaca. Akibatnya, penderita akan mengeluarkan kalimat atau kata-kata yang juga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
Afasia Broca (ekspresif)
Pada afasia Broca atau afasia ekspresif atau motor aphasia, penderita tahu apa yang ingin disampaikan kepada lawan bicara, tetapi kesulitan dalam mengutarakannya. Afasia Broca biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri depan.
Afasia global
Afasia global merupakan afasia paling berat dan biasanya terjadi ketika seseorang baru saja mengalami stroke. Afasia global biasanya disebabkan oleh kerusakan yang luas pada otak. Penderita afasia global akan kesulitan bahkan tidak mampu membaca, menulis, serta memahami perkataan orang lain.
Afasia progresif primer
Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami percakapan, yang terjadi secara perlahan. Afasia progresif primer jarang terjadi dan sulit ditangani.
Afasia anomik
Penderita afasia anomik atau anomia sering kali mengalami kesulitan dalam memilih dan menemukan kata-kata yang tepat ketika menulis dan berbicara.
Pengobatan Afasia
Pengobatan untuk kondisi ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi dan berbahasa, serta mengembangkan metode komunikasi lain yang diperlukan. Bila kerusakan otak yang terjadi ringan, afasia biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pada kasus yang parah, berikut ini pengobatan afasia yang bisa dilakukan:
Terapi Wicara dan Bahasa
Bagi pengidap afasia, terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan memulihkan sebanyak mungkin bahasa, mengajarkan cara mengembalikan keterampilan bahasa yang hilang, dan menemukan metode komunikasi lain.
Obat-obatan
Beberapa jenis obat tertentu juga bisa diberikan dokter untuk mengobati afasia. Obat-obatan yang biasanya diberikan adalah obat yang bekerja untuk meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan kemampuan pemulihan otak, atau membantu menggantikan bahan kimia yang habis di otak (neurotransmitter).
Pencegahan Afasia
Belum ada cara pasti untuk mencegah terjadinya afasia. Langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah mencegah kondisi yang dapat menyebabkan afasia. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti:
– Berhenti merokok
– Menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
– Menjaga berat badan agar tetap ideal dan terhindar dari obesitas
– Melakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari
– Menjaga pikiran tetap aktif, misalnya dengan membaca atau menulis
Halodoc -Gangguan Afasia- accessed on 2022
Aldokter -Afasia- accessed on 2022
Docdoc -Apa Itu Afasia- accessed on 2022
Klikdokter -Penyakit Afasia- accessed on 2022