rhisehat.com – Alzheimer adalah gangguan progresif yang menyebabkan penurunan daya ingat, dan ditandai dengan menurunya kemampuan berpikir dan berbicara, kesehatan mental, serta perubahan perilaku. Penyakit Alzheimer bisa berkembang seiring berjalannya waktu dan memengaruhi beberapa fungsi otak.
Pada tahap awal, penderitanya akan mengalami gangguan daya ingat bersifat ringan, seperti tidak mengingat nama benda, percakapan, atau peristiwa yang belum lama terjadi.Seiring waktu, penyakit Alzheimer bisa bertambah parah. Penderita kondisi ini bisa mengalami linglung atau cemas, serta selalu curiga terhadap orang lain.
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang umumnya menyerang orang berusia 65 sampai 74 tahun. Biasanya, gejala awal pertama kali muncul di pertengahan usia 60 tahunan. Pada kasus yang jarang, gejala muncul lebih awal, yakni di atas usia 30 tahun,
Penyebab
Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, sebagian ilmuwan berteori jika kemungkinan penyebab penyakit Alzheimer adalah kombinasi faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan yang memengaruhi organ otak dari waktu ke waktu.
Penyakit Alzheimer terjadi akibat penumpukan protein abnormal yang mengganggu kinerja sel-sel saraf di otak. Dalam jangka panjang, otak akan kehilangan beragam fungsi, seperti mengontrol pikiran, memori, dan bahasa. Ketika neuron rusak, sel otak kehilangan koneksi satu sama lain hingga akhirnya mati. Ada dua protein otak yang menjadi penyebab utama Alzheimer yaitu:
Beta-amiloid. Pengendapan protein ini menimbulkan efek beracun yang dapat mengganggu komunikasi antara sel otak.
Neurofibril. Ini adalah protein yang berperan dalam membawa nutrisi ke dalam sel otak. Jika tidak sesuai jalur, dapat mengganggu proses pengiriman nutrisi yang memicu efek beracun bagi sel otak.
Penelitian juga menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer dipicu oleh berbagai faktor, seperti genetik, pola hidup, dan lingkungan.
Intinya, terjadi masalah pada protein otak yang gagal berfungsi secara normal, sehingga mengganggu kerja sel-sel otak (neuron), dan melepaskan serangkaian zat beracun. Alhasil, neuron akan mengalami kerusakan, kehilangan koneksi satu sama lain, dan akhirnya mati.
Kerusakan paling sering dimulai di wilayah otak yang mengontrol memori, tetapi prosesnya dimulai bertahun-tahun sebelum gejala pertama. Hilangnya neuron menyebar dalam pola yang bisa diprediksi ke daerah lain di otak. Pada tahap akhir penyakit alzheimer, ukuran otak akan menyusut.
Gejala
Gejala muncul seiring dengan perkembangan penyakit dan dipengaruhi oleh pola hidup tidak sehat yang dijalani. Ini beberapa gejala yang dialami:
Gejala Kehilangan Memori
– Mengulangi pernyataan dan pertanyaan.
– Melupakan obrolan, janji pertemuan.
– Lupa meletakkan benda.
– Tersesat di tempat yang dikenali.
– Lupa nama anggota keluarga.
– Lupa nama benda yang sering digunakan.
– Kesulitan mengungkapkan pikiran.
Gejala Kehilangan Nalar dalam berpikir
– Kesulitan berkonsentrasi dan berpikir, terutama saat menghitung.
– Sulit melakukan dua pekerjaan sekaligus.
– Sulit mengelola keuangan.
Akhirnya, pengidap tidak dapat mengenali dan berhitung.
Salah Membuat Penilaian dan Keputusan
Pengidap mengalami penurunan kemampuan dalam membuat keputusan dan penilaian yang masuk akal. Mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan tema acara, misalnya.
Merencanakan Melakukan Tugas Harian
Pengidap membutuhkan rencana dalam melakukan rutinitas harian berurutan. Seiring dengan perkembangan penyakit, pengidap menjadi sering lupa bagaimana cara melakukan aktivitas sederhana seperti berpakaian dan mandi.
Gejala Perubahan Kepribadian dan Perilaku
– Depresi.
– Apatis.
– Tidak mau bergaul.
– Perubahan suasana hati.
– Tidak percaya pada orang lain.
– Perubahan pola tidur.
– Delusi.
Faktor Risiko Alzheimer
Beberapa faktor pemicu Alzheimer antara lain:
– Usia. Risiko Alzheimer semakin meningkat seiring berjalannya usia akibat pola hidup tidak sehat.
– Riwayat keluarga dan genetika. Adanya perubahan mutasi genetik dalam keluarga meningkatkan risiko Alzheimer pada 1 persen pengidap.
– Sindrom Down. Alzheimer dikaitkan dengan tiga salinan kromosom 21 yang dimiliki oleh pengidap Sindrom Down.
– Jenis kelamin. Wanita berisiko lebih tinggi terkena Alzheimer ketimbang pria.
– Gangguan kognitif. Pengidap gangguan kognitif akan mengalami masalah memori yang berisiko berkembang menjadi demensia akibat Alzheimer.
– Trauma kepala. Cedera kepala akibat berolahraga, kecelakaan, dan prosedur operasi berisiko terjangkit Alzheimer di kemudian hari.
– Polusi udara. Partikel polusi udara mempercepat degenerasi sistem saraf yang meningkatkan risiko Alzheimer.
– Konsumsi alkohol berlebihan. Alkohol memicu perubahan pada otak yang dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dini.
– Pola tidur yang buruk. Kesulitan tidur dan tidak memiliki kualitas tidur yang baik dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer.
– Gaya hidup dan kesehatan jantung. Kurang olahraga, obesitas, merokok, kolesterol, hipertensi, dan diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol memicu Alzheimer di kemudian hari.
Pencegahan penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang dapat dicegah. Meski begitu, Anda bisa menurunkan risikonya sebagai cara untuk mencegah penyakit Alzheimer, yakni dengan menerapkan gaya hidup yang sehat.
Pola hidup yang sehat berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung yang juga berkaitan dengan penyakit lainnya yang menyerang otak, termasuk penyakit Alzheimer. Tindakan pencegahan penyakit Alzheimer yang bisa Anda lakukan antara lain adalah:
– Rajin olahraga, setidaknya 30 menit setiap hari.
– Mengonsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, dan makanan yang mengandung lemak sehat, seperti ikan, alpukat, dan kacang walnut.
– Berhenti merokok dan hindari asap rokok.
– Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti mengikuti kelas memasak, komunitas pecinta buku, atau aktivitas yang membuat Anda bisa berinteraksi dengan orang lain.
Aldokter. Accessed on 2022. Diseases & Conditions. Alzheimer.
Hellosehat. Accessed on 2022. Diseases & Conditions. Alzheimer.
Halodoc. Accessed on 2022. Diseases & Conditions. Alzheimer.