Amiloidosis Penyebab,fakta

Pengertian Amiloidosis

Amiloidosis adalah kondisi yang terjadi ketika protein abnormal yang disebut amiloid menumpuk dan membentuk endapan. Amiloid merupakan salah satu jenis fibril protein di dalam tubuh. Amiloid yang normal berperan penting bagi aktivitas fisiologis tubuh, seperti dalam membentuk memori jangka panjang dan pelepasan hormon peptida

Pada keadaan tertentu, amiloid dapat menjadi tidak normal, misalnya pada kondisi gabungan protein yang tidak benar posisinya, yang dikenal dengan amiloid patogen. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penumpukan di berbagai jaringan di dalam tubuh

Faktor Risiko Amiloidosis

Meski semua orang dapat mengalami amiloidosis, tapi faktor-faktor tertentu meningkatkan risiko seseorang untuk mengidapnya, yaitu:

  • Berjenis kelamin laki-laki. 
  • Berusia 60–70 tahun.
  • Mengidap mieloma multipel.
  • Memiliki riwayat keluarga yang mengidap amyloidosis.
  • Menjalani dialisis dalam jangka waktu yang lama akibat kerusakan pada ginjal.

Penyebab Amiloidosis

Terdapat banyak mekanisme fungsi protein yang mungkin dapat menimbulkan amiloidosis. Misalnya seperti pemecahan protein yang tidak benar, mutasi pada protein, serta proses lain yang belum dapat dijelaskan. Kondisi ini kemudian membentuk fibril protein yang abnormal, tidak berfungsi, dan menumpuk pada jaringan yang kemudian menimbulkan gangguan hingga kegagalan fungsi pada jaringan tersebut.

Kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu sistemik dan terlokalisasi. Ada berbagai tipe, antara lain:

  1. AL Amiloidosis (Immunoglobulin Light Chain)

Merupakan tipe yang paling sering. AL amiloidosis disebabkan oleh abnormalitas sel darah putih, yaitu sel plasma di sumsum tulang yang terkait dengan penyakit mieloma multipel.

  1. ATTR Amiloidosis

Merupakan kondisi terkait keturunan. ATTR amiloidosis disebabkan oleh mutasi pada gen transtiretin (TTR)

  1. AA Amiloidosis

Berasal dari protein inflamasi amiloid A. Biasanya, kondisi ini terkait dengan penyakit peradangan kronik, seperti penyakit rematik, demam mediteranian familial, penyakit peradangan usus kronik, dan tuberkulosis atau empiema.

  1. Beta2-Mikroglobulomin Terkait Dialisis Amiloidosis (ABM2)

Merupakan tipe sistemik yang terjadi pada pengidap gagal ginjal yang menjalani dialisis lama. ABM2 amiloidosis pada keadaan normal dapat dibuang oleh ginjal.

Gejala Amiloidosis

Amiloidosis merupakan penyakit yang umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun pada tahap awal. Namun, gejala akan timbul secara bervariasi pada pengidapnya ketika penyakit sudah berkembang ke tahap yang lebih lanjut, tergantung pada tempat menumpuknya protein amiloid patogen. Berikut adalah tanda dan gejala umum yang dapat terjadi pada pengidap amiloidosis, antara lain:

  • Pusing yang berat.
  • Nyeri sendi.
  • Perubahan warna kulit.
  • Anemia.
  • Kaki kesemutan atau mati rasa. 
  • Tidak dapat menggenggam dengan kuat.
  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Tidak nafsu makan.
  • Mual.
  • Diare.
  • Nyeri perut.
  • Terjadinya gangguan keseimbangan. 
  • Gangguan berkeringat. 

Komplikasi Amiloidosis

Jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat, amiloidosis dapat menimbulkan komplikasi yang serius, yaitu: 

  • Jantung atau Cardiac (Heart) amyloidosis

Amiloidosis dapat menyebabkan otot pada dinding jantung menjadi kaku. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan jumlah darah pada jantung semakin sedikit.

  • Ginjal atau Renal (Kidney) amyloidosis

Amiloidosis yang tidak ditangani dapat merusak sistem penyaringan ginjal, menyebabkan protein bocor dari darah ke urin. Akibatnya, kemampuan ginjal untuk membuang produk limbah dari tubuh akan menurun. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal dan kebutuhan akan dialisis.

  • Kerusakan Saraf atau Amyloid neuropathy

Amiloidosis dapat memengaruhi kinerja saraf akibat pengendapan amiloid di saraf tertentu. Sebagai contoh, jika amiloid memengaruhi saraf yang mengontrol fungsi usus pengidapnya, maka dirinya mungkin akan mengalami periode sembelit dan diare yang bergantian. 

Sementara itu, apabila amiloid memengaruhi saraf yang mengontrol tekanan darah, maka pengidapnya mungkin menjadi mudah pingsan setelah berdiri terlalu cepat. 

Pencegahan Amiloidosis

Belum ada metode yang efektif dalam mencegah amiloidosis. Namun, selalu menjaga kesehatan ginjal dapat mengurangi risiko terkena amiloidosis terkait dialisis. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal:

  • Cukupi kebutuhan cairan tubuh (2 – 3 liter air perhari)
  • Berolahraga secara rutin.
  • Menjaga berat badan.
  • Menghindari konsumsi alkohol.
  • Tidak merokok.
  • Mengontrol tekanan darah.

CEGAH SEBELUM TERLAMBAT

PEPATAH MENGATAKAN MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI

Kami berikan Rekomendasi Pengobatan Herbal Alami Dengan Harga Terjangkau

IDR Madu Hitam Solusi Mengatasi Masalah Amiloidosis yang dapat memberikan kesembuhan total, Biidznillah…

Tentunya atas seizin Allah 😊

Konsultasi Sekarang Disini

Salam Sehat Reza Herbal Indonesia 😊

~ The Solution For Your Health Problems ~

idr madu hitam
madu hitam
obat amiloidosis
amiloidosis
gejala amiloidosis
penyebab amiloidosis
ciri amiloidosis
tanda amiloidosis
pengobatan amiloidosis
cara mengobati amiloidosis
cara mengatasi amiloidosis