Autisme, Pengertian, Penyebab Dan Gejalanya
Sekilas Tentang Autisme
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah kelainan pada sistem saraf seseorang. Gangguan ini memengaruhi perilaku dan interaksi sosial seseorang.
Tanda seseorang menunjukkan gejala gangguan autis biasanya dapat diamati pada tahun ketiga setelah lahir. Namun, tidak sedikit juga yang sudah mengidap autis sejak lahir.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan, di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme.
Autisme tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, ada sejumlah metode yang bisa dilakukan agar penderita autisme dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terapi perilaku dan komunikasi, atau konsumsi obat untuk mengatasi gangguan perilaku dan mood.
Kadang-kadang terapi harus dilakukan seumur hidup, walaupun demikian penderita Autisme yang cukup cerdas, setelah mendapat terapi Autisme sedini mungkin, sering kali dapat mengikuti Sekolah Umum, menjadi Sarjana dan dapat bekerja memenuhi standar yang dibutuhkan, tetapi pemahaman dari rekan selama bersekolah dan rekan sekerja sering kali dibutuhkan, misalnya tidak menyahut atau tidak memandang mata si pembicara, ketika diajak berbicara.
Gejala Autisme
Gejala autisme sebenarnya sangat beragam tergantung tingkat keparahannya. Berikut beberapa gejala yang biasa dialami penderita autis
Beberapa pakar mengungkapkan 2 gejala pada penderita autisme klasik, yaitu:
1. Gangguan Interaksi Sosial
Penderita autisme biasanya akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi. Meskipun ada beberapa penderita yang bisa berbicara, namun biasanya kemampuan berbicaranya akan menghilang seiring bertambah usia.
Gejala yang terkait dengan gangguan komunikasi dan interaksi sosial adalah:
- Tidak merespons saat namanya dipanggil, meski kemampuan indera pendengarannya normal
- Tidak pernah mengungkapkan emosi dan tidak peka terhadap perasaan orang lain
- Tidak bisa memulai atau meneruskan percakapan, bahkan hanya untuk meminta sesuatu
- Sering mengulang kata, tetapi tidak memahami penggunaannya secara tepat
- Sering menghindari kontak mata dan kurang menunjukkan ekspresi wajah
- Memiliki nada bicara yang tidak biasa, misalnya datar seperti robot
- Lebih senang menyendiri, seperti berada di dunianya sendiri
- Tidak memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana
- Enggan berbagi, berbicara, atau bermain dengan orang lain
- Menghindari atau menolak kontak fisik dengan orang lain
2. Gangguan Pola Perilaku
Penderita autisme memiliki pola perilaku, aktivitas, atau minat yang tampak tidak biasa, terbatas, dan dilakukan secara berulang-ulang. Beberapa gejala yang berkaitan dengan gangguan pola perilaku tersebut adalah:
- Sensitif terhadap cahaya, sentuhan, atau suara, tetapi tidak merespons rasa sakit
- Pola aktivitas yang selalu sama dan marah jika ada perubahan
- Kelainan pada sikap tubuh atau pola gerakan, misalnya selalu berjalan dengan berjinjit
- Gerakan repetitif atau berulang, misalnya mengibaskan tangan atau mengayunkan tubuh ke depan dan belakang
- Jenis makanan yang dipilih cenderung sama, misalnya makanan dengan tekstur tertentu
Penyebab Autisme
Hingga saat ini, penyebab autisme masih belum diketahui. Namun, para ahli mengidentifikasi adanya beberapa gen yang dicurigai memiliki kaitan dengan ASD. Kadang-kadang gen-gen ini muncul dan bermutasi secara spontan. Namun, dalam kasus lain, orang mungkin mewarisi gen tersebut dari orang tuanya. Selain genetik, reset juga ada yanng menyebutkan bahwa pengaruh zat kimia pada vaksin juga bisa memicu autisme. Meski begitu, tidak ada bukti kuat yang menyebutkan bahwa autisme disebabkan oleh pemberian vaksin.