Bunda, Ini Alasan Bayi Sering Gumoh dan Cara Mengatasinya
rhisehat.com – Bayi sering gumoh kerap membuat bunda merasa khawatir. Padahal kondisi ini cukup umum di alami Si Kecil dan bukanlah hal yang berbahaya. Meski umum terjadi, seringnya gumoh pada bayi juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang perlu bunda diwaspadai.
Gumoh adalah keluarnya cairan, susu, atau makanan yang baru saja ditelan. Dalam ilmu medis, istilah gumoh disebut refluks. Kondisi ini normal dialami bayi karena kerongkongannya yang belum berkembang sepenuhnya dan ukuran lambung bayi yang masih kecil.
biasanya gumoh akan menghilang ketika bayi sudah berusia 1 tahun. Pada usia ini, cincin otot yang berfungsi sebagai katup di dasar kerongkongan sudah berfungsi dengan baik, sehingga makanan yang masuk ke dalam lambung bayi tidak akan mudah keluar.
Gumoh yang Tergolong Normal
Pada dasarnya, bayi sering gumoh bukanlah kondisi yang mengkhawatirkan. Selain mengeluarkan susu atau makanan, gumoh terkadang juga disertai dengan sendawa, batuk, atau cegukan. Frekuensi gumoh pada bayi pun sangat bervariasi, bisa jarang, cukup sering, atau bahkan terjadi setiap kali bayi diberi susu atau makanan.
Kondisi bayi sering gumoh yang tergolong normal dapat dinilai dari beberapa hal berikut ini:
a). Berat badan bayi masih bertambah sesuai usianya.
b). Bayi tetap menyusu dan makan.
c). Bayi tetap terlihat nyaman.
d). Bayi tidak terlihat sesak atau rewel.
Jika Si Kecil mengalami gumoh dengan ciri-ciri seperti di atas, hal tersebut menandakan bahwa keadaannya baik-baik saja dan tidak memerlukan penanganan yang khusus.
Cara Mengatasi Bayi Sering Gumoh
1. Posisikan kepala bayi lebih tegak saat menyusu dan setelahnya
Saat Bunda memberi Si Kecil ASI atau makanan padat, posisikan kepalanya agar lebih tegak. Pertahankan posisi tersebut setidaknya 20-30 menit setelah Si Kecil makan agar makanan tidak naik kembali ke kerongkongan Si Kecil.
2. Perhatikan ukuran dot yang digunakan
Jika Si Kecil menyusu menggunakan dot, perhatikan kembali ukuran dot yang digunakan. Karena dot yang terlalu besar menyebabkan susu yang keluar terlalu banyak, sehingga membuat Si Kecil mudah tersedak dan gumoh.
3. Berikan ASI atau makanan secukupnya
Memberikan ASI dan makanan yang secukupnya adalah upaya agar bayi tidak gumoh. berikanlah asi atau makanan dengan porsi sedikit, namun sering. pastikan juga untuk membuat Si Kecil sendawa setiap habis menyusu atau di sela waktu menyusui.
4. Pastikan bayi tidak tidur tengkurap setelah menyusu
Setelah menyusui Si Kecil, janganlah langsung menidurkannya. Bunda atau Ayah dapat menggendong Si Kecil selama kurang lebih 20-30 menit terlebih dahulu.
Setelah itu, Bunda bisa menidurkan Si Kecil tidur dalam posisi telentang dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan dan kakinya. Hal ini perlu dilakukan karena bayi yang tidur tengkurap setelah menyusu atau makan lebih berisiko terkena sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Upaya lain yang juga dapat Bunda lakukan untuk mengurangi gumoh adalah mengurangi konsumsi susu sapi bagi Si Kecil, terutama jika ia dicurigai menderita intoleransi laktosa.
Namun, Bunda tetap disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu guna mendapatkan penanganan yang sesuai.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
a). Demam
b). Sering muntah dalam jumlah yang cukup banyak
c). Cairan yang di muntahkan berwarna hijau, kuning, bahkan di sertai darah
d). Si Kecil susah menyusu sehingga berat badannya tidak bertambah
e). Si Kecil Tampak lemas, sesak, rewel dan sering menangis
f). Sering gumoh pada usia 6 bulan dan terus hingga usianya lebih dari 1 tahun
Jika Si Kecil sering gumoh dan menunjukkan beberapa gejala di atas, maka hal ini perlu bunda waspadai karena kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti alergi susu sapi, penyumbatan atau penyempitan pada kerongkongan, dan penyakit refluks asam lambung pada Si Kecil.
Gumoh tergolong hal yang wajar terjadi pada bayi. Oleh sebab itu, Bunda sebaiknya tidak perlu khawatir ketika Si Kecil gumoh dan tampak tenang dan sehat.
Namun, jika gumoh terjadi berlebihan dan berkepanjangan atau disertai dengan gejala lain, maka Bunda sebaiknya segera memeriksakan kondisi Si Kecil agar mendapatkan penanganan yang tepat.