Dampak Buruk Makan Daging Babi

Dampak Buruk Makan Daging Babi

rhisehat.com Apapun yang dimakan secara berlebihan pasti menyebabkan masalah kesehatan. Demikian juga daging babi yang berpotensi memicu berbagai penyakit termasuk obesitas dan kanker.
Dalam berbagai penelitian, daging babi terbukti bisa memberi efek buruk pada kesehatan. Dilansir dari zmescience daging babi memiliki dampak buruk karena mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi.

Pada tahun 2012, sebuah penelitian besar dilakukan pada lebih dari 100.000 orang. Dalam penelitian ini ditemukan bukti kuat bahwa konsumsi daging merah, termasuk daging babi, berkaitan erat dengan kualitas kesehatan dan harapan hidup orang menjadi lebih singkat.

Dr. Frank Hu, salah satu ilmuwan senior dari Harvard School of Public Health mengatakan, “Studi ini memberikan bukti yang jelas bahwa konsumsi rutin daging merah, terutama daging olahan, berkontribusi besar terhadap kematian dini.”

Berbagai penelitian ini menyoroti risiko kesehatan terkait dengan konsumsi daging babi selama beberapa dekade. Sebuah studi yang dilakukan tahun 1985 menemukan hubungan antara konsumsi daging babi dan sirosis atau kerusakan pada organ hati.

Berikut beberapa dampak buruk konsumsi daging babi:

1. Memperbesar risiko kanker

Pada tahun 2015, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker menyimpulkan bahwa daging merah bersifat karsinogenik bagi manusia. Beberapa jenis kanker bahkan dikaitkan dengan konsumsi daging babi.

Analisis pada tahun 2011 menemukan fakta bahwa setiap orang yang mengonsumsi 100 gram daging merah per hari, termasuk sapi atau babi, beresiko 17% lebih besar terkena kanker. Angka persentasr ini dibandingkan dengan orang yang tidak atau mengonsumsi daging merah kurang dari 100 gram per hari.

Konsumsi daging babi juga memperbesar risiko kanker usus pangkreas dan prostat. Dalam penelitian lain, daging babi yang dikonsumsi secara berlebihan juga mengundang resiko kanker lambung dan kanker payudara.

2. Daging babi menyebabkan obesitas

Konsumsi daging babi secara berlebihan juga memicu masalah obesitas. Meskipun tidak semua kasus obesitas disebabkan oleh daging babi tetapi secara keseluruhan kasus obesitas, 50% diantaranya disebabkan oleh konsumsi daging merah, termasuk daging babi.

Perlu dicatat bahwa tidak hanya kandungan lemak, tetapi juga protein dalam daging babi turut berkontribusi terhadap obesitas. Penelitian yang dilakukan pada 2014 dengan sampel dari 1 juta peserta membuktikan daging babi berkaitan dengan kenaikan berat badan berlebih.

3. Menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskular

Selain obesitas, konsumsi daging babi erat kaitannya dengan diabetes dan penyakit kardiovaskular. Sebuah studi yang dilakukan 2011 pada lebih dari 100.000 peserta menemukan fakta bahwa “konsumsi daging merah, terutama daging merah olahan, dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.”

Mengganti satu porsi daging babi per hari dengan kacang-kacangan, susu rendah lemak dan biji-bijian mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 35%. Makan daging merah, termasuk daging babi setiap hari membuat resiko tiga kali lipat terkena gangguan kesehatan pada jantung.

4. Menyebabkan penyakit pada organ hati

Risiko kesehatan lain yang terkait dengan konsumsi daging babi adalah penyakit hati. Daging babi bisa menyebabkan penyakit hati, termasuk sirosis dan kanker hati. Daging babi telah berulang kali terbukti berpengaruh pada masalah kesehatan yang melibatkan organ hati ini.

Selain kanker hati, orang yang menyantap olahan daging babi juga beresiko terinfeksi bakteri Yersinia. Bakteri ini bisa ditemukan pada daging babi yang tidak dimasak dengan benar, bakteri Yersinia dapat masuk ke dalam tubuh, menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan bahkan berefek kematian.

5. Infeksi cacing pita

Dalam daging babi terkandung cacing pita yang bisa menyebabkan infeksi taeniasis. Infeksi parasit ini disebabkan oleh spesies cacing pita yang hidup dalam daging babi.

Cacing pita Taenia solium berisiko masuk ke tubuh manusia yang mengonsumsi daging babi mentah atau kurang matang. Jika cacing pita ini menginfeksi tubuh maka akan mengundang resiko Cysticercosis. Kondisi ini merupakan penyakit yang ditandai dengan kejang.