Dampak Buruk Menahan BAB Bagi Kesehatan
Banyak berbagai alasan seseorang menahan untuk BAB. Kemungkinan dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan untuk buang air besar atau tidak merasa nyaman karena berada di tempat umum, sehingga BAB tertunda.
Menahan BAB sesekali memang tidak masalah, tetapi jika sudah menjadi kebiasaan seperti itu, menahan BAB dapat membahayakan kesehatan yang serius. Baiknya, kamu harus BAB ketika tubuh sudah ada memberi tanda adanya kotoran dalam rektum. Disarankan sebaiknya buang air besar sesegera mungkin ketika keinginan itu muncul. Inilah dampak negatif yang harus kamu ketahui jika kamu kebiasaan menahan buang air besar.
Bahaya Dampak Menahan BAB Bagi Kesehatan
Sembelit merupakan salah satu masalah kesehatan yang timbul akibat kebiasaan menahan BAB. Sembelit terjadi ketika usus bagian bawah menyerap air dari tinja yang menumpuk di rektum. Akibatnya, tinja menjadi kering dan keras sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus. Dalam situasi yang lebih parah, kebiasaan menahan buang air besar dapat menyebabkan penyakit inkontinesia alvi, impaksi feses, atau perforasi gastrointestinal.
Inkontinensia alvi terjadi ketika tubuh sudah tidak mampu mengendalikan buang air besar, sehingga feses dapat keluar secara tiba-tiba tanpa diketahui pengidapnya. Impaksi feses ditandai dengan feses yang kering dan keras, sehingga menyangkut di usus besar. Sedangkan perforasi gastrointestinal, terjadi pada saat terbentuknya lubang di dinding saluran gastrointestinal . Gastrointestinal dalam istilah medis digunakan untuk menyebut lambung dan usus baik usus halus atau usus besar.
Melansir dari Medical News Today, sebuah studi pada 2015 menunjukkan bahwa peningkatan beban tinja di usus besar dapat meningkatkan jumlah bakteri dan membuat peradangan usus besar jangka panjang. Jika dibiarkan, peradangan ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kanker usus besar.
Berapa lama seseorang dapat menahan BAB ?
Frekuensi buang air besar setiap orang pasti berbeda-beda. Beberapa kemungkinan BAB sekali setiap 2 hari, ada juga yang beberapa kali dalam sehari. Frekuensi buang air besar bergantung pada usia dan pola makan seseorang, umumnya seseorang buang air besar antara satu sampai tiga hari sekali.
Kesehatan lain akibat menahan BAB berhari-hari yang kami rangkum
1. Feses menjadi keras
Feses mengandung air dengan campuran bakteri, protein, sisa makanan yang tidak dapat dicerna, sel-sel mati, lemak, garam dan lendir. Dengan kandungan utamanya air, feses dapat bergerak dengan mudah disepanjang usus dan dikeluarkan melalui rektum.
2. Pergerakan usus melambat
Pergerakan usus dapat melambat dan tidak menutup kemungkinan tidak berfungsi dikarenakan menahan BAB dalam waktu yang lama.
Usus akan tetap menghasilkan sedikit cairan encer dan lendir walaupun tidak diberikan masukan, sehingga usus tidak benar-benar kosong. Sadar atau tidak, Anda juga akan mengencangkan otot-otot panggul dan pantat ketika sengaja tidak BAB.
Bila Anda tetap makan tanpa buang air besar, organ usus besar dapat membengkak dikarenakan penumpukan feses yang mengeras. Hal ini dapat menyebabkan usus besar terluka atau sobek.
3. Infeksi bakteri
Dengan Anda menahan BAB sama saja Anda menyimpan tumpukan racun dalam tubuh yang lama. Kebiasaan ini dapat merusak usus besar sehingga tubuh tidak membuang racun.
Anda juga berisiko terinfeksi bakteri ketika ada feses yang bocor keluar melewati luka atau robekan yang ada pada usus. Usus yang terinfeksi menyebabkan bakteri akan lebih cepat berkembang biak. Sehingga, usus mengalami peradangan dan terisi nanah.
Kondisi ini akan terus berlangsung sampai dinding otot usus menjadi tipis, lalu pecah. Kemungkinan nanah yang mengandung bakteri pada usus bocor bagian perut lainnya.
Sangat disarankan apabila Anda merasakan ingin buang air besar hendaklah langsung melakukannya agar tidak terjadi kebiasaan buruk seperti itu. Karena terbisa menahan BAB berlama-lama akan memicu masalah kesehatan baru yang tentu membutuhkan penanganan yang serius.