rhisehat.com – Defisiensi protein C adalah kondisi ketika tubuh kekurangan protein C. Protein ini berperan dalam pengaturan pembekuan darah dengan menghalangi kerja protein lain yang berperan membantu koagulasi atau pembekuan darah. Jika terjadi defisiensi atau kekurangan protein C, maka seseorang akan lebih berisiko untuk mengalami penyumbatan di dalam pembuluh darah.
Protein C merupakan pengencer darah alami dalam tubuh. Bersama dengan protein lain di dalam darah, protein C akan mengatur keseimbangan pembekuan darah, sehingga proses pembekuan darah dapat terkontrol. Selain itu, protein C juga diduga memiliki fungsi untuk mencegah peradangan dan melindungi sel dari kerusakan (sitoprotektif). Protein C biasanya terdapat di dalam darah dalam keadaan tidak aktif, dan hanya aktif ketika diperlukan.
Penyebab Defisiensi protein C
Defisiensi protein C terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik yang menyebabkan produksi dan fungsi protein C menjadi tidak normal. Mutasi genetik ini dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
Oleh karena itu, seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat defisiensi protein C akan lebih berisiko menderita penyakit ini. Meski demikian, mutasi genetik ini juga dapat terjadi dengan sendirinya, hanya saja kasusnya lebih jarang dibandingkan dengan mutasi genetik yang diturunkan.
Biasanya, seseorang yang tidak memiliki keluarga dengan riwayat defisiensi protein C, dapat mengalami penyakit ini jika memiliki faktor-faktor pemicu, seperti:
– Menderita kekurangan vitamin K
– Menderita gagal hati
– Menderita infeksi berat, seperti septikemia meningokokus
– Menderita kanker yang sudah menyebar (metastasis)
– Mengalami DIC (disseminated intravascular coagulation), yaitu keadaan di mana terjadi penggumpalan darah yang menyebar di seluruh tubuh serta perdarahan di saat yang bersamaan
– Menjalani kemoterapi
– Menjalani transplantasi sel sumsum tulang (stem cell)
– Mengonsumsi obat pengencer darah, misalnya warfarin
Pada kelainan bawaan, kondisi terjadi karena adanya mutasi gen PROC, yang berfungsi memberikan informasi instruksi pembuatan protein C dalam tubuh. Terdapat dua jenis defisiensi protein C bawaan, yaitu
– Defisiensi protein C tipe 1 terjadi akibat kurangnya jumlah protein C di dalam darah.
– Defisiensi protein C tipe 2 terjadi akibat aktivitas protein C tidak maksimal dalam sistem pembekuan darah, meskipun jumlahnya masih normal. Defisiensi tipe 2 lebih jarang terjadi dibandingkan tipe 1.
Gejala Defisiensi Protein C
Umumnya, defisiensi protein C tidak menimbulkan gejala yang signifikan (asimptomatik) hingga terjadi penggumpalan darah. Namun, ketika penggumpalan darah sudah terjadi, kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang beragam, di antaranya:
Deep vein thrombosis (DVT)
DVT atau dikenal juga dengan trombosis vena dalam, yaitu terbentuknya gumpalan darah pada pembuluh darah vena dalam. Jika gumpalan darah terjadi pada pembuluh vena di tungkai, dapat muncul gejala berupa pembengkakan, nyeri, perubahan warna, dan pengerasan di daerah tungkai yang mengalami penggumpalan darah.
Emboli paru
Emboli paru terjadi akibat gumpalan darah pada tungkai lepas lalu menyumbat pembuluh arteri paru-paru hingga menyebabkan tidak berfungsinya jaringan paru-paru. Gejala emboli paru dapat berupa sesak napas, nyeri dada, batuk, demam, dan pusing.
Tromboflebitis
Tromboflebitis terjadi ketika gumpalan darah memicu timbulnya peradangan pada pembuluh vena yang mengalami penggumpalan. Gejalanya dapat berupa pembengkakan, kemerahan, nyeri, dan sensasi hangat pada daerah yang mengalami penggumpalan darah.
Purpura fulminan
Purpura fulminan terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah pada pembuluh darah halus di seluruh tubuh yang menyebabkan penyumbatan aliran darah dan kematian jaringan (nekrosis). Gejala umum purpura fulminan adalah lebam ungu gelap pada kulit di daerah yang mengalami penyumbatan aliran darah. Purpura fulminan biasanya terjadi pada anak-anak. Bila terjadi pada bayi baru lahir, kondisi ini disebut purpura fulminan neonatal.
Pencegahan Defisiensi Protein C
Pada kasus yang disebabkan oleh kelainan genetik, defisiensi protein C tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, risiko terjadinya penggumpalan darah akibat penyakit tersebut dapat dikurangi. Beberapa langkah untuk mengurangi risiko penggumpalan darah akibat defisiensi protein C adalah:
– Lakukan olahraga secara rutin.
– Minum air putih yang cukup setiap hari guna menghindari dehidrasi.
– Hindari berdiri atau duduk dalam waktu yang
– Konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter secara teratur.
– Gunakan kaus kaki (stocking) khusus yang direkomendasikan oleh dokter untuk mencegah penggumpalan darah.
– Lakukan medical check up secara rutin, terutama jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat defisiensi protein C.
Jika Anda Merasakan Gejala Diatas
SEGERA AMBIL TINDAKAN
Kami Rekomendasikan Solusi Untuk Keluhan Defisiensi Protein C
Mau tahu apa itu IDR MADU HITAM ?
IDR Madu Hitam adalah Madu Hitam Yang Berkualitas Tinggi Karena Mengandung 5 Macam Tumbuhan Yang Di Percaya Oleh Masyarakat Indonesia Mampu Membatu Mengatasi Penyakit Defisiensi Protein C, Penyakit Kronis Maupun Non Kronis.
Untuk Informasi Lebih Lanjut Anda Dapat Menghubungi Custumer Sevice Pada Tombol Dibawah Ini :
idr madu hitam
madu hitam
obat defisiensi protein c
defisiensi protein c
gejala defisiensi protein c
penyebab defisiensi protein c
ciri defisiensi protein c
tanda defisiensi protein c
pengobatan defisiensi protein c
cara mengobati defisiensi protein c
cara mengatasi defisiensi protein c