Fakta Tentang Sleep Paralysis

Mengenal Fakta Tentang Sleep Paralysis

rhisehat.com – Sleep paralysis atau kelumpuhan tidur adalah ketidakmampuan temporer untuk bergerak atau berbicara saat tertidur atau setelah bangun. Sleep paralysis atau kelumpuhan tidur terjadi ketika seseorang melewati antara tahap terbangun dan tidur.

Selama transisi ini, tubuh mungkin tidak dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit. Beberapa orang mungkin juga merasakan tekanan atau rasa tersedak. Ini terjadi karena otak tidak siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh sulit digerakkan, tetapi Anda sudah membuka mata dan tersadar. Secara umum, sleep paralysis dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

Hypnopompic sleep paralysis
Terjadi ketika fase REM dimulai, mata akan bergerak cepat dan mimpi akan muncul. Seluruh otot tubuh pun tidak aktif hingga tidak bisa digerakkan. Saat itu, fenomena Hypnopompic sleep paralysis terjadi bila Anda terbangun pada fase ini.

Akibatnya, otak tidak siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh sulit digerakkan, tetapi Anda sudah membuka mata dan tersadar. Saat mengalami Hypnopompic sleep paralysis, terkadang Anda akan merasakan adanya tekanan sehingga membuat Anda sulit bernapas.

Hypnagogic sleep paralysis
Berbeda dengan hypnopompic sleep paralysis yang terjadi dari fase tidur ke fase bangun, hypnagogic sleep paralysis terjadi dari fase bangun ke fase tidur.

Saat menjelang tidur, tubuh secara perlahan akan kehilangan kesadarannya. Orang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis seakan-akan masih tersadar sehingga masih dapat merasakan hal-hal di sekitarnya, tetapi tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.

Penyebab Sleep Paralysis

Fenomena sleep paralysis saat tidur sebenarnya terjadi saat mekanisme otak dan tubuh menjadi tumpang tindih, tidak berjalan selaras saat tidur sehingga menyebabkan Anda tersentak bangun di tengah fase tidur REM.

Saat Anda terbangun sebelum siklus REM usai, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun, sehingga tubuh masih dikondisikan dalam setengah tidur setengah sadar. Akibatnya, Anda akan merasakan tubuh kaku, sulit bernapas, tidak bisa berbicara.

Sleep paralysis bisa terjadi karena faktor genetik, namun terdapat sejumlah faktor lain yang mungkin terkait dengan fenomena ini, seperti jam tidur yang berantakan, kebanyakan begadang, stres, posisi tidur telentang, gangguan bipolar atau gangguan tidur lainnya (narkolepsi atau kram kaki malam hari). Sleep paralysis juga bisa menjadi efek samping dari konsumsi obat tertentu, seperti obat ADHD atau penyalahgunaan narkotika.

Proses Sleep Paralysis

Saat Anda tertidur, tubuh akan masuk ke fase pergantian antara tidur NREM (non-rapid eye movement) dan tidur REM (rapid eye movement). Selama fase tidur NREM, tubuh Anda akan sangat rileks karena berada dalam proses pemulihan diri. Setelah fase tidur NREM berakhir, proses tidur akan beralih ke fase tidur REM. Di fase tidur REM inilah mimpi terjadi dan otot tubuh “dimatikan”. Ketika Anda mengalami sleep paralysis Anda akan sadar sebelum fase tidur REM selesai. Akibatnya, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh masih dikondisikan dalam setengah tidur dan setengah sadar. Itulah mengapa Anda akan merasakan tubuh kaku, sulit bernapas, tidak bisa bicara saat mengalami sleep paralysis.

Cara Mengatasi Sleep Paralysis

Melansir laman National Health Service, sleep paralysis akan membaik dari waktu ke waktu. Satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi ini agar tidak terjadi lagi adalah menerapkan kebiasaan tidur yang baik, antara lain:

• Memperbaiki kebiasaan tidur, pastikan waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar 6–8 jam setiap malamnya
• Menerapkan jam bangun dan tidur yang sama setiap hari
• Meningkatkan kualitas tidur
• Mengobati gangguan tidur lainnya, seperti narkolepsi atau kram kaki

Menerapkan pola hidup sehat juga dapat mengurangi risiko terjadinya sleep paralysis, seperti berolahraga secara teratur, mengurangi konsumsi kafein dan minuman beralkohol, serta menghentikan kebiasaan merokok.
Kondisi sleep paralysis hanyalah tanda bahwa tubuh tidak melalui tahapan tidur dengan lancar.