rhisehat.com – Prosedur medis diharapkan dapat membantu mengatasi masalah medis yang Anda miliki. Meski begitu, prosedur medis yang Anda jalani pun terkadang menimbulkan risiko kesehatan tertentu. Salah satu risikonya adalah graft versus host disease (GvHD). Graft versus host disease (GvHD) adalah bentuk dari respons imun tubuh ketika sel cangkok yang berasal dari pendonor menyerang sel tubuh penerima donor.
Kondisi ini merupakan efek samping yang umum dialami oleh pasien setelah menjalani transplantasi. GvHD yang muncul pada tiap-tiap orang bisa berbeda. Pada GvHD yang tergolong ringan, kondisi dapat pulih dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, GvHD bisa menimbulkan gejala yang berat dan berbahaya sehingga membutuhkan penanganan yang serius.
Penyebab
Graft versus host disease merupakan bentuk respons imun tubuh yang muncul akibat dari serangan sel cangkok dari pendonor ke sel tubuh pasien. Kondisi iniĀ terjadi karena adanya limfosit T imunokompeten (kemampuan tubuh untuk memproduksi respon imun) pada graft yang menyerang jaringan resipien yang imunodefisiensi akibat perbedaan histokompatibilitas dalam waktu 100 hari sehingga menyebabkan kerusakan jaringan. Kegiatan ini menggambarkan evaluasi dan manajemen penyakit graft versus host dan menjelaskan peran tim interprofessional dalam mengelola pasien dengan kondisi ini.
Gejala
Gejala GvHD terbagi menjadi dua tipe berdasarkan waktu gejala timbul, yakni GvHD akut dan kronis. Berikut ini adalah penjelasannya :
Graft versus host disease (GvHD) akut
Umumnya, pada kasus GvHD akut, gejala akan muncul dalam rentang 100 hari setelah transplantasi. Beberapa gejala yang muncul pada penderita GvHD akut dapat berupa:
– Dermatitis atau peradangan pada kulit, yang ditandai gatal dan kemerahan di kulit, dan ruam di telapak tangan, telinga, wajah, atau bahu yang terasa nyeri.
– Hepatitis, yang dapat ditandai dengan mata dan kulit berwarna kekuningan, urine berwarna gelap, dan feses berwarna pucat
– Enteritis, yang ditandai dengan diare, mual, muntah, nyeri perut, kram, dan tinja berdarah
– Anoreksia (penurunan nafsu makan) dan penurunan berat badan
– Demam
Pada beberapa kasus, penderita GvHD akut dapat mengalami GvHD kronis, yaitu ketika gejala GvHD akut berlanjut hingga lebih dari 100 hari.
Graft versus host disease (GvHD) kronis
Gejala pada GvHD kronis baru muncul lebih dari 100 hari setelah transplantasi dilakukan. Berdasarkan organ yang terkena, beberapa gejala tersebut meliputi:
1. Gejala di mata, meliputi:
– Gangguan penglihatan
– Iritasi
– Rasa terbakar
– Mata kering
2. Gejala di mulut dan pencernaan, antara lain:
– Kesulitan menelan
– Mulut terasa sangat kering
– Terlalu sensitif terhadap makanan panas, dingin, pedas, dan asam
– Kerusakan gigi
– Gusi berdarah
– Bercak putih di mulut
– Nyeri di area mulut dan perut
– Hilang nafsu makan
– Jaundice (penyakit kuning)
– Berat badan menurun
3. Gejala di paru-paru dan pernapasan, yang ditandai dengan gejala penyakit paru obstruktif, yaitu:
– Mengi
– Sesak napas
– Batuk berkepanjangan
4. Gejala pada sendi dan otot, berupa:
– Kram otot
– Mialgia
– Arthritis pada sendi
5. Gejala di kulit dan rambut, meliputi:
– Ruam dan gatal
– Kulit menebal
– Kuku yang menebal dan mudah patah
– Kelenjar keringat rusak
– Warna kulit berubah
– Rambut rontok
6. Gejala pada kelamin
– Vagina gatal, kering, dan nyeri
– Penis gatal dan iritasi
Pencegahan Graft Versus Host Disease
Belum ada metode yang secara pasti dapat mencegah GvHD. Namun, ada tindakan yang dapat dilakukan yang dapat menurunkan risiko GvHD pada pasien yang menjalani transplantasi, antara lain:
– Melakukan teknik pembuangan sel limfosit T dari organ pendonor
– Mengupayakan agar pendonor berasal dari keluarga
– Menggunakan darah tali pusat pasien sebagai donor jika pasien memilikinya
– Memberikan obat penekan sistem kekebalan tubuh setelah transplantasi, seperti cyclosporine, methotrexate, tacrolimus, dan mycophenolate mofetil
aldokter. accessed on 2022 Graft versus Host Disease
hellosehat. accessed on 2022 Graft versus Host Disease
clevelandclinic. accessed on 2022 Graft versus Host Disease
ncbi. accessed on 2022 Graft versus Host Disease