Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan, Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV.
Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal, anal (melalui dubur), atau oral (melalui mulut). Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita.
Jika dibiarkan, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi berupa kemandulan hingga kanker leher rahim. Apabila terjadi pada ibu hamil, penyakit menular seksual dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir cacat.
Penyebab Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Seseorang dapat tertular sifilis jika kontak dengan luka tersebut.
2. Gonore
Gonore, atau yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.
3. Human papillomavirus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus HPV dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual dengan penderita.
Pada perempuan, virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker leher rahim (kanker serviks).
4. HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau persalinan.
Jika dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.
5. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penularan penyakit ini terjadi dari kontak dengan luka di area kelamin.
Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang saluran urine di penis.
6. Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial adalah gejala klinis akibat pergantian Lactobacillus spp yang merupakan flora normal vagina, dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi. Keluhan vaginosis bacterial, yakni dapat tanpa gejala keputihan atau dengan sedikit keputihan yang mempunyai bau amis seperti ikan, terutama setelah berhubungan seksual.
7. Hepatitis B dan C
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis ini dapat mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.
Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama atau transplantasi organ.
8. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex (HSV). Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebaran virus terjadi melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.
9. Lymphogranuloma venereum (LGV)
LGV merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan bakteri penyebab chlamydia, tetapi keduanya memiliki tipe yang berbeda.
10. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis penyakit menular seksual yang jarang terjadi.
11. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Gejala trikomoniasis di antaranya, yakni: Sering tanpa gejala, jika ada biasanya berupa duh tubuh vagina (keputihan) yang banyak dan berbau, warna kuning hijau, kadang-kadang berbusa Kadang-kadang duh tubuh vagina yang banyak menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vulva dan kulit di sekitarnya dan nyeri buang air kecil Pada laki-laki, jarang memberikan keluhan, bila ada gejalanya berupa urethritis ringan Keluhan lain, dapat berupa dyspareunia, perdarahan pascakoitus, dan perdarahan intermenstrual
12. Kandidosis vaginalis
Kandidosis vaginalis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh hamur Candida (paling sering spesies albican), apatogen tetapi dapat menjadi patogen.
13. Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata atau jengger ayam atau kutil kelamin adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus Human Papilloma virus (HPV).
Gejala Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan. Oleh karena itu, penderita terkadang baru menyadari dirinya menderita penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis menderita infeksi menular seksual.
Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual beda tergantung pada jenis penyakitnya, tetapi umumnya berupa:
Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut
Rasa gatal di vagina atau penis
Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim
Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan)
Nyeri di perut bagian bawah
Demam dan menggigil
Pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan
Ruam kulit di badan, tangan, atau kaki
Selain beberapa gejala di atas, penyakit menular seksual bisa memunculkan gejala lain pada wanita, yaitu perdarahan di luar masa menstruasi dan bau tidak sedap dari vagina. Keluhan ini juga merupakan salah satu tanda pada penyakit kelamin wanita.
Sementara gejala lain penyakit menular seksual pada pria meliputi ruam, sperma berdarah, dan pembengkakan pada testis.
Kapan harus ke dokter
Segera konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami gejala di atas atau keluhan lain pada organ intim. Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika pasangan Anda didiagnosis menderita infeksi menular seksual, atau bila Anda melakukan hubungan seksual yang berisiko, seperti:
Sering bergonta-ganti pasangan
Tidak menggunakan kondom
Salah dalam menggunakan kondom
Diagnosis Penyakit Menular Seksual
Dokter akan menanyakan riwayat hubungan intim dan penyakit yang pernah diderita. Pasien juga akan menjalani beberapa tes untuk mendeteksi keberadaan virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.
Tes yang akan dijalani adalah tes darah dan tes urine. Selain itu, dokter juga dapat mengambil sampel cairan tubuh di sekitar area kelamin, untuk kemudian diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Penyakit Menular Seksual
Pengobatan terhadap penyakit menular seksual adalah dengan pemberian obat-obatan, yang jenisnya disesuaikan dengan penyebabnya, seperti dijelaskan berikut ini:
Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik harus tetap dikonsumsi walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi kembali terjadi.
Jenis antibiotik yang diberikan untuk mengobati penyakit menular seksual akibat infeksi bakteri, antara lain:
Azithromycin dan doxycycline, untuk mengobati chlamydia
Ceftriaxone dan gentamicin, untuk mengobati gonore
Penisilin, doxycycline, tetracycline, amoxicillin, dan ceftriaxone, untuk mengobati sifilis
Metronidazole, untuk mengobati trikomoniasis
Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga 7 hari setelah pengobatan berakhir dan semua gejala menghilang.
Antivirus
Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko penyebaran infeksi virus. Beberapa jenis obat antivirus yang digunakan untuk menangani penyakit menular seksual akibat infeksi virus adalah:
Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, untuk menangani herpes genital
Adefovir, entecavir, interferon, dan lamivudine, untuk menangani hepatitis
Podofilox, imiquimod, dan sinecatechins, untuk menangani HPV
Antijamur
Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis, dokter akan memberikan krim antijamur yang dioleskan ke vagina, seperti nystatin dan clotrimazole. Obat antijamur dalam bentuk tablet juga dapat diresepkan oleh dokter, seperti fluconazole dan miconazole.
Antiretroviral (ARV)
Khusus untuk penderita HIV, dokter akan memberikan obat antiretroviral (ARV). ARV berfungsi untuk memperlambat perkembangan virus dan mencegah virus HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
Perlu diketahui, bila pasien masih berhubungan seksual secara aktif, pasangan seksual pasien juga harus mendapatkan pengobatan. Tujuannya adalah untuk memutus siklus penularan dan mencegah kekambuhan.
Komplikasi Penyakit Menular Seksual
Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini guna menghindari terjadinya komplikasi sekaligus mencegah penularan infeksi. Sebaliknya, jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
- Peradangan pada mata
- Radang sendi (arthritis)
- Radang panggul
- Nyeri panggul kronis
- Kemandulan (infertilitas)
- Kehamilan ektopik
- Penyakit jantung
- Kanker anus
- Kanker serviks
- Abses anus
Beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis bisa menular dari ibu hamil ke janin selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat memicu komplikasi, seperti:
- Keguguran
- Kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah
- Cacat lahir pada bayi
Pencegahan Penyakit Menular Seksual
Cara utama untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan menerapkan perilaku seks yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom setiap berhubungan intim dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual. Beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah:
Bersikap setia pada satu pasangan seksual
Menjalani vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B
Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, khususnya yang berkaitan dengan organ reproduksi
Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik
Tidak berhubungan intim jika didiagnosis menderita penyakit menular seksual sampai dinyatakan sembuh oleh dokter
Selain upaya-upaya di atas, pria juga disarankan untuk menjalani prosedur sunat untuk mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual.