Keguguran – Pengertian, Penyebab, Gejala….

rhisehat.comKeguguran atau spontaneous abortion adalah keadaan ketika berhentinya kehamilan secara spontan sebelum embrio atau janin cukup berkembang untuk bertahan hidup atau saat usia kehamilan belum mencapai 20 minggu. Sekitar 10 hingga 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran, namun jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi. Ini karena banyak keguguran terjadi sangat awal pada kehamilan, bahkan sebelum seorang wanita mengetahui kehamilannya.

Perlu diketahui kehamilan terdiri dari dua jenis yaitu kehamilan kimiawi dan kehamilan klinis. Kehamilan kimiawi baru terdeteksi hormon, tetapi belum ada kantong hamil dan tanda yang pasti.

Perdarahan ringan atau keluarnya bercak darah dari vagina saat hamil muda bukan selalu pertanda keguguran. Hal ini umum terjadi dalam waktu 6–12 hari setelah pembuahan, yaitu saat janin menempel di dinding rahim dan terjadi maksimal selama 3 hari. Perdarahan ini dinamakan perdarahan implantasi.

Sementara kehamilan klinis yang ditandai telat haid, test pack positif, dan ditemukan kantong hamil dalam rahim saat USG. Nah, keguguran terjadi pada kehamilan klinis dengan ciri perdarahan dan kantong hamil yang menjadi tidak ada.

Perdarahan bisa menjadi tanda keguguran bila disertai nyeri hebat di perut bagian bawah dan disertai keluarnya jaringan atau gumpalan dari vagina. Bila mengalami kondisi tersebut, ibu hamil dianjurkan segera mendatangi pusat layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

Abortus menjadi pertanda ada sesuatu yang salah dalam kehamilan atau janin gagal berkembang dengan baik. Pada saat keguguran, biasanya wanita akan mengalami perdarahan dan kram. Hal ini disebabkan oleh kontraksi yang bekerja untuk meluruhkan isi rahim, yaitu gumpalan darah besar dan jaringan. Jika terjadi dengan cepat, keguguran biasanya dapat diselesaikan oleh tubuh tanpa komplikasi.

Jika terjadi abortus tetapi wanita tersebut tidak tahu kalau dirinya mengalami kondisi ini, obat dapat diberikan untuk merangsang kontraksi. Proses dilatasi dan kuretase dilakukan ketika wanita sudah mengalami banyak perdarahan tetapi tanpa diikuti meluruhnya jaringan.

Dilatasi dilakukan untuk membuka serviks (leher rahim) jika masih tertutup dan kuretase adalah proses mengeluarkan isi rahim dengan menggunakan alat penghisap dan pengikisan.

Istilah “keguguran” menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dalam membawa kehamilan. Namun sebenarnya sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan.

Penyebab

Penyebab keguguran yang paling umum adalah kelainan kromosom yang membuat bayi tidak berkembang secara normal, atau bahkan terjadi kehamilan kosong (blighted ovum). Kelainan kromoson tersebut bisa terjadi tanpa diduga, atau karena kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua. Masalah pada plasenta juga bisa menyebabkan keguguran.

Selain itu, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, antara lain:

– Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, gonore, atau sepsis
– Penyakit autoimun, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid
– Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal
– Gangguan hormon, seperti penyakit tiroid atau PCOS
– Kelainan pada bentuk rahim atau leher rahim
– Penggunaan obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, methotrexate, dan retinoid
– Hamil di usia lebih dari 35 tahun
– Riwayat keguguran lebih dari 2 kali
– Pola hidup tidak sehat, seperti kecanduan alkohol, merokok, atau penyalahgunaan NAPZA
– Kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan (obesitas)
– Paparan zat beracun dan radiasi tingkat tinggi

Kondisi yang tidak menyebabkan keguguran

Perlu diketahui bahwa masih banyak orang yang meyakini beberapa kondisi di bawah ini dapat menyebabkan keguguran, padahal sebenarnya tidak. Kondisi tersebut antara lain:

– Olahraga ringan
– Berhubungan
– Konsumsi makanan pedas
– Naik pesawat terbang
– Bekerja, asalkan ibu tidak bekerja dengan yang berisiko terpapar zat kimia atau radiasi

Gejala

Dalam beberapa kasus, keguguran terjadi begitu cepat sehingga ibu mungkin tidak tahu bahwa sedang hamil sebelum keguguran. Gejala keguguran umumnya:

– Pendarahan yang berubah dari ringan ke berat.
– Kram perut parah.
– Sakit perut.
– Lemah.
– Sakit punggung yang memburuk atau parah.
– Demam.
– Penurunan berat badan.
– Keluar lendir putih atau merah muda.
– Kontraksi.
– Keluar jaringan yang terlihat seperti gumpalan darah dari vagina.

Keguguran yang dialami ibu hamil bisa berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing jenis keguguran dan gejalanya:

– Keguguran yang tidak bisa dihindari (abortus insipiens)
Abortus insipiens ditandai dengan perdarahan, kram perut, dan pembukaan jalan lahir. Meski begitu, janin yang luruh belum keluar dari rahim.

– Keguguran tidak lengkap (abortus inkomplit)
Abortus inkomplit ditandai dengan perdarahan berat pada vagina, kram hebat, disertai dengan keluarnya plasenta atau janin yang luruh. Pada keguguran jenis ini, sebagian jaringan atau plasenta masih ada yang tertinggal di rahim.

– Keguguran lengkap (abortus komplit)
Sesuai namanya, keguguran ini ditandai dengan semua jaringan atau janin yang luruh keluar dari rahim. Setelah mengalami keguguran lengkap, rasa nyeri dan perdarahan yang terjadi akan berkurang secara signifikan.

– Keguguran yang terlewatkan (missed abortion)
Berbeda dari jenis lain, missed abortion terjadi karena janin tidak berkembang atau kehamilan kosong (blighted ovum). Missed abortion tidak menimbulkan gejala seperti keguguran pada umumnya sehingga ibu yang mengalaminya sering tidak sadar bahwa dirinya hamil.

– Keguguran berulang (recurrent abortion)
Keguguran berulang terjadi ketika ibu hamil mengalami dua kali atau lebih keguguran secara berturut-turut. Penyebabnya yang paling sering adalah kelainan genetik pada ibu, contohnya sindrom antifosfolipid.

Pencegahan Keguguran

Keguguran yang disebabkan oleh kelainan genetik sulit untuk dicegah. Namun, keguguran yang terjadi karena faktor lain dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara berikut:

– Mengonsumsi minimal 400 mcg asam folat setiap hari, setidaknya 1–2 bulan selama program kehamilan
– Menjaga berat badan ideal
– Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
– Mengelola stres dengan baik
– Tidak merokok atau terpapar asap rokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan tidak menggunakan obat-obatan tanpa resep dokter
– Menerima vaksin sebelum hamil sesuai anjuran dokter, untuk mencegah infeksi
– Menghindari paparan sinar radiasi dan zat beracun, seperti arsenik, timbal, dan formaldehida
– Menjalani pengobatan untuk kondisi medis, terutama gangguan kesehatan yang berisiko menyebabkan keguguran

Keguguran memang bukanlah hal yang diinginkan oleh ibu yang sedang menantikan kehadiran buah hati mereka. Dalam kebanyakan kasus, keguguran tidak dapat dicegah karena disebabkan oleh kelainan kromosom atau masalah dengan perkembangan janin.

Meski demikian, melakukan pencegahan dengan menjaga kehamilan melalui gaya hidup yang sehat. Perawatan prenatal yang baik dapat membantu ibu dan bayinya tetap sehat selama kehamilan.

Aldokter. Keguguran. Accessed on 2022
Halodoc. Keguguran. Accessed on 2022
Hellosehat. Keguguran. Accessed on 2022
Mitrakeluarga. Keguguran. Accessed on 2022
Mayoclinic. Keguguran. Accessed on 2022