Kenali Anemia Beserta Bahayanya

Kenali Anemia Beserta Bahayanya

Anemia atau kurang darah merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau ketika sel darah merah kekurangan hemoglobin yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh, seperti halnya protein kaya zat besi yang memberi warna merah pada darah. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.

Kondisi ini sangat umum terjadi, sekitar lebih dari 1,6 miliar orang di dunia mengalami anemia. Kondisi kekurangan darah yang parah atau berlangsung lama dapat merusak jantung, otak, dan organ lain dalam tubuh. Tak jarang kondisi ini dapat menyebabkan kematian jika sudah parah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan batasan hemoglobin yang mengalami anemia pada laki-laki dewasa <13 g/dL, perempuan dewasa <12 g/dL, dan perempuan hamil <11 g/ dL. Batasan klinis yang umum digunakan adalah hemoglobin <10 g/dL untuk menyatakan adanya anemia.

Macam-Macam Anemia

Berikut adalah beberapa macam anemia yang umum ditemui:

1. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi, yaitu komponen penting dalam pembentukan sel darah merah.

Beberapa kondisi bisa menyebabkan anemia defisiensi besi, termasuk pola makan rendah zat besi, kehamilan, perdarahan kronis seperti akibat luka di saluran cerna atau menstruasi, gangguan penyerapan zat besi, efek samping obat-obatan, hingga penyakit tertentu, seperti kanker, radang usus, dan miom.

2. Anemia defisiensi vitamin B12 dan Folat (vitamin B9)
Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat (vitamin B9) untuk membuat sel darah merah baru. Kekurangan salah satu atau kedua vitamin bisa menyebabkan anemia defisiensi vitamin B12 dan folat.

Jenis anemia ini dapat terjadi akibat pola makan rendah kandungan kedua vitamin tersebut. Selain itu, anemia kekurangan vitamin juga bisa terjadi karena tubuh sulit atau gagal menyerap folat ataupun vitamin B12. Kondisi ini juga disebut anemia pernisiosa.

3. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi saat kerusakan sel darah merah terjadi lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk menggantinya dengan sel darah sehat yang baru.

Penyebab anemia hemolitik cukup beragam, mulai dari penyakit keturunan, seperti thalasemia dan G6PD, penyakit autoimun, infeksi, efek samping obat, hingga gangguan pada katup jantung.

4. Anemia aplastik
Anemia aplastik merupakan anemia yang perlu diwaspadai karena berisiko tinggi mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah dalam jumlah cukup akibat gangguan di sumsum tulang, yaitu produsen sel darah di dalam tubuh.

Anemia aplastik dapat diturunkan dari orang tua, namun bisa juga terjadi akibat infeksi, efek samping obat-obatan, penyakit autoimun, terapi radiasi pada kanker, serta paparan zat beracun.

5. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit terjadi akibat kelainan genetik yang membuat sel darah merah berbentuk seperti sabit. Sel- sel ini mati terlalu cepat sehingga tubuh tidak pernah memiliki sel darah merah yang cukup.

Selain itu, bentuk sel darah abnormal ini juga membuatnya lebih kaku dan lengket sehingga bisa menghalangi aliran darah. Pemberian obat dapat dilakukan untuk mencegah kondisi bertambah parah. Namun, satu-satunya cara mengatasi anemia jenis ini adalah dengan transplantasi sumsum tulang.

6. Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.

Beberapa jenis anemia ini ada yang dapat dicegah, namun ada pula yang tidak (anemia yang diturunkan dari orang tua ke anak).

Penyebab Anemia

Sumsum tulang merupakan jaringan lunak yang terdapat di bagian tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah dalam tubuh. Sel darah merah memiliki masa hidup selama 90 hingga 120 hari. Setelah itu, sel darah merah tua akan terganti dengan sel darah merah baru yang lebih sehat, dan proses ini akan berlangsung secara kontinyu alias terus-menerus.

Guna bisa membuat lebih banyak sel darah merah di dalam tubuh, ada sebuah hormon yang dinamakan erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal. Sementara itu, hemoglobin adalah protein yang bertugas sebagai pembawa oksigen dalam sel darah merah. Jenis protein inilah yang memberikan warna merah pada sel darah merah. Bagi pengidap anemia, mereka tidak memiliki cukup hemoglobin.


Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal (hipoksemia).

Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:

  • Produksi sel darah merah yang kurang.
  • Kehilangan darah secara berlebihan.
  • Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.

Adapun kemungkinan penyebab anemia antara lain :

  • Konsumsi obat-obatan tertentu.
  • Adanya eliminasi yang terjadi lebih awal dari biasanya pada sel darah merah yang disebabkan oleh masalah kekebalan tubuh.
  • Memiliki riwayat penyakit kronis, seperti kanker, ginjal, rheumatoid arthritis, atau kolitis ulserativa.
  • Mengidap beberapa bentuk anemia, seperti thalasemia atau anemia sel sabit yang bisa diturunkan.
  • Sedang hamil.
  • Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang, seperti limfoma, leukemia, anemia aplastik atau myelodysplasia, dan multiple myeloma.

Sementara itu, faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami anemia, di antaranya:

  • Stimulasi produksi sel darah merah yang tidak memadai dipengaruhi oleh hormon.
  • Hipotiroidisme.
  • Beberapa gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan kerusakan sel darah merah.
  • Kekurangan vitamin dan nutrisi, seperti rendah zat besi, vitamin B12, dan folat.
  • Gangguan kesehatan pada usus, sehingga kemampuan menyerap nutrisi dan vitamin berkurang.
  • Memiliki penyakit kronis.
  • Penyakit keturunan atau diturunkan dari orangtua.
  • Faktor lain, seperti paparan zat beracun, kondisi imun tubuh, dan sebagainya

Gejala Anemia

Gejala anemia yang paling umum adalah tubuh cepat merasa lelah dan terlihat pucat serta sering mengeluh kedinginan. Beberapa gejala lainnya yang mungkin terjadi, antara lain:

– Lemas dan cepat lelah
– Sakit kepala dan pusing
– Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan
– Kulit terlihat pucat atau kekuningan
– Detak jantung tidak teratur
– Napas pendek
– Nyeri dada
– Dingin di tangan dan kaki


Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia.

Komplikasi Anemia

Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius bahkan kematian. Berikut beberapa kompikasi anemia jika dibiarkan seperti:

– Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan
– Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal jantung
– Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal
– Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir dengan berat badan rendah
– Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anak atau bayi
– Rentan terkena infeksi

Pencegahan Anemia

Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:

Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Selain dengan makanan, anemia akibat kekurangan zat besi juga dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin.

Kadar Hb normal setiap orang berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelaminnya. Berikut ini adalah kisaran nilai Hb normal:

  • Laki-laki dewasa: 13 g/dL (gram per desiliter)
  • Wanita dewasa: 12 g/dL
  • Wanita hamil: 11 g/dL
  • Bayi: 11 g/dL
  • Anak usia 1–6 tahun: 11,5 g/dL
  • Anak dan remaja usia 6–18 tahun: 12 g/dL


Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, berkonsultasilah dengan spesialis gizi. Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, segera konsultasikan sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.

Jika Anda Merasakan Gejala Diatas

SEGERA AMBIL TINDAKAN

Kami Rekomendasikan Solusi Untuk Keluhan Anemia

Mau tahu apa itu IDR MADU HITAM ?

IDR Madu Hitam adalah Madu Hitam Yang Berkualitas Tinggi Karena Mengandung 5 Macam Tumbuhan Yang Di Percaya Oleh Masyarakat Indonesia Mampu Membatu Mengatasi Penyakit Anemia, Penyakit Kronis Maupun Non Kronis.

Untuk Informasi Lebih Lanjut Anda Dapat Menghubungi Custumer Sevice Pada Tombol Dibawah Ini :

idr madu hitam
madu hitam
obat anemia
anemia
gejala anemia
penyebab anemia
ciri anemia
tanda anemia
pengobatan anemia
cara mengobati anemia
cara mengatasi anemia