Kenali Sistem Imunitas Tubuh
rhisehat.com- Sistem imun atau kekebalan tubuh sangat penting untuk melindungi tubuh dari ancaman berbagai penyakit. Karena sistem imunitas merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh yang memiliki peran dalam mengenali dan menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh. Tanpa sistem kekebalan, tubuh manusia akan rentan terserang bakteri, virus, parasit dan lain-lain. Sistem kekebalan tubuh akan bekerja dengan cara melakukan respons imun ketika bertemu dengan patogen, seperti bakteri, virus, atau parasit.
Perlu diketahui, sistem imunitas tidak memiliki tempat khusus didalam tubuh dan tidak dikontrol oleh otak. Sistem imunitas berbentuk sel-sel tertentu yang berfungsi sebagai pasukan pertahanan tubuh dalam memerangi patogen yang berpotensi menyebabkan gangguan pada tubuh. Saat Patogen masuk ke dalam tubuh, antigen atau molekul yang terletak pada dinding sel bakteri atau lapisan organisme, merangsang sistem imunitas untuk menghasilkan antibodi untuk melawan dan melindungi tubuh. Sistem imunitas mempunyai lapisan lapisan yang disebut dengan sistem imunitas nonspesifik dan sistem imunitas spesifik.
Sistem Imunitas Nonspesifik
Sistem imunitas nonspesifik merupakan garis utama tubuh yang pertama dalam melawan semua patogen yang masuk kedalam tubuh. Sistem pertahanan tubuh bawaan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya peradangan setelah adanya luka atau infeksi pada tubuh.
Sistem imun ini tidak bisa membedakan patogen yang masuk kedalam tubuh. Semua patogen yang terdeteksi oleh sistem imunitas lapisan pertama akan dianggap sebagai benda asing yang berpotensi mengganggu tubuh. Karena itu sistem imunitas ini disebut sistem imunitas nonspesifik Anggota sistem imunitas nonspesifik ada pada kulit, membran mukosa, sel-sel fagosit, protein antimikroba, dan inflamasi.
Kulit merupakan garis pertahanan pertama tubuh karena susunan sel epidermis yang sangat rapat, sehingga menyulitkan patogen untuk masuk kedalam tubuh. Bila patogen berhasil menembus kulit, maka membran mukosa, sel-sel fagosit, protein antimikroba, dan inflamasi adalah garis pertahanan kedua tubuh. Mereka berperan sebagai pertahanan kimiawi dan mekanis. Mereka akan mengeluarkan bahan kimia atau memakan patogen yang masuk kedalam tubuh. Bila kulit gatal, bentol-bentol, bengkak, memerah, dan demam, itu merupakan tanda bahwa adanya perlawanan antara sistem imunitas nonspesifik dengan patogen yang berhasil masuk ke tubuh.
Sistem Imunitas Spesifik
Jika sistem imunitas nonspesifik berhasil ditembus oleh pantogen maka patogen ini harus melewati garis pertahanan ketiga tubuh, yaitu sistem imunitas spesifik. Anggota sistem imunitas spesifik terdiri dari sel limfosit B, limfosit T, makrofag, dan juga antibodi. Sistem imunitas ini akan beredar di seluruh tubuh untuk mengatasi patogen-patogen yang berhasil masuk kedalam tubuh.
Masing-masing sel tersebut akan melawan jenis pantogen yang berbeda, sesuai dengan jenis patogen yang masuk kedalam tubuh. Meskipun patogen dan antigen yang masuk ke tubuh sangat beragam, sistem imunitas spesifik dalam tubuh dapat langsung mengenali dan menghancurkan patogen dan antigen tersebut. Sistem imunitas spesifik juga bisa mengingat patogen dan antigen yang pernah masuk kedalam tubuh, sehingga tubuh dapat mengatasi nya sebelum menjadi lebih parah.
Bagian dari Sistem Imun pada Tubuh
1. Sel Darah Putih
Sel darah putih adalah kunci dalam sistem kekebalan tubuh. Mereka dibuat di sumsum tulang dan merupakan bagian dari sistem limfatikseperti sel B, sel T dan sel pembunuh alami.
Sel darah putih bergerak melalui darah dan jaringan di seluruh tubuh, mencari benda benda asing (mikroba) seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur. Ketika sel darah putih menemukan benda denda asing masuk kedalam tubuh sel darah putih akan langsung menyerang dan menghancurkannya.
2. Antibodi
Antibodi membantu tubuh untuk melawan mikroba atau mentoksin (racun). Antibodi melakukan ini dengan mengenali zat yang disebut antigen pada permukaan mikroba, atau bahan kimia yang dihasilkannya, yang menandai mikroba atau toksin sebagai benda asing.
3. Sistem Pelengkap
Sistem komplemen atau pelengkap ini terdiri dari protein yang tindakannya melengkapi pekerjaan yang dilakukan oleh antibodi.
4. Sistem Limfatik
Sistem limfatik adalah jaringan tabung halus di seluruh tubuh. Peran utama sistem limfatik adalah:
– Mengatur kadar cairan dalam tubuh,
– Bereaksi terhadap bakteri,
– Mengatasi sel kanker,
– Berurusan dengan sel yang sebaliknya akan mengakibatkan penyakit atau gangguan,
– Menyerap beberapa lemak dalam makanan dari usus.
Sistem limfatik terdiri dari:
- Kelenjar getah bening, yang menjebak mikroba,
- Pembuluh getah bening, tabung yang membawa getah bening, cairan tidak berwarna yang membasahi jaringan tubuh dan mengandung sel darah putih yang melawan infeksi,
sel darah putih (limfosit).
5. Limpa
Limpa adalah organ penyaringan darah yang menghilangkan mikroba dan menghancurkan sel darah merah tua atau rusak dan dapat melawan penyakit dari sistem kekebalan tubuh (termasuk antibodi dan limfosit).
6. Sumsum Tulang
Sumsum tulang adalah jaringan spons yang ditemukan di dalam tulang. Sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang dibutuhkan tubuh untuk membawa oksigen, sel darah putih yang digunakan untuk melawan infeksi, dan trombosit yang berperan untuk membantu pembekuan darah.
7. Timus
Timus menyaring dan memantau kandungan darah. Timus menghasilkan sel darah putih yang disebut T-limfosit. Pertahanan tubuh lainnya terhadap mikroba.
Sistem imun pada tubuh akan bekerja keras untuk membuat tubuh tetap sehat. Tugasnya adalah dengan menjauhkan kuman, menghancurkannya atau membatasi tingkat bahayanya jika benda asing masuk.
Apa Tanda-tanda Sistem Kekebalan Tubuh Melemah?
Tak banyak orang menyadari apa tanda-tanda yang muncul saat sistem kekebalan tubuh melemah. Padahal, bila terlambat disadari, melemahnya sistem imun bisa berdampak pada memburuknya kondisi kesehatan. Sebaliknya, jika Anda terlebih dulu menyadari bahwa sistem imun sedang tidak baik, Anda bisa melakukan upaya preventif untuk mencegah ancaman penyakit yang mungkin muncul. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di bawah ini, kemungkinan sistem kekebalan tubuh Anda mulai melemah. Mulailah memperhatikan kesehatan dengan banyak istirahat dan menjaga asupan gizi atau nutrisi yang masuk ke tubuh.
1. Warna Urine Tidak Jernih
Periksa kondisi warna urine Anda. Warna urine yang sehat adalah putih jernih atau kuning muda jernih. Jika warna urine keruh bahkan cenderung pekat, bisa jadi hal itu merupakan pertanda sistem kekebalan tubuh Anda sedang tidak berada dalam kondisi baik. Sebab, warna urine keruh merupakan pertanda racun atau patogen dalam tubuh gagal dikeluarkan dengan baik. Untuk mengatasinya, segera perbanyak konsumsi air putih setidaknya delapan gelas sehari.
2. Bobot Mudah Bertambah
Apakah akhir-akhir ini Anda merasa tubuh mudah bertambah bobotnya dengan cepat? Jangan diremehkan, hal ini ternyata juga bisa menjadi pertanda sistem imun sedang lemah. Bobot yang bertambah menyebabkan tubuh sulit melawan berbagai infeksi. Selain itu, kelebihan berat badan juga dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan peradangan.
3. Mudah Jatuh Sakit
Jika Anda lebih sering sakit dari biasanya, kemungkinan besar sistem imun Anda mulai melemah. Rata-rata orang dewasa mengalami flu 2-3 kali dalam setahun. Jika dalam 1 tahun Anda terserang flu lebih dari 3 kali, itu tandanya tubuh Anda sedang dalam kondisi kurang baik. Seringnya Anda jatuh sakit juga menunjukkan bahwa tubuh Anda tidak terproteksi secara maksimal dari serangan kuman atau virus.
4. Stres Berkepanjangan
Menurut American Psychological Association, stres jangka panjang dapat mengganggu kekebalan tubuh seseorang. Keadaan yang mudah tertekan dan berangsur-angsur dalam jangka panjang merupakan salah satu tanda melemahnya imunitas seseorang.
Berbagai Penyebab Terganggunya Sistem Imun
Selain mengetahui tanda-tanda melemahnya sistem imun, hal yang tidak kalah penting untuk diketahui tentu adalah penyebab melemahnya sistem imun itu sendiri. Berbagai hal berikut ini sebaiknya segera Anda hindari atau kurangi, agar sistem kekebalan tubuh dapat selalu terjaga dan bisa bekerja secara maksimal.
1. Stres dan Menurunnya Kadar Kortisol Tubuh
Stres memiliki pengaruh besar pada sistem kekebalan tubuh. Jika seseorang mengalami stres kronis dalam jangka waktu lama, kadar kortisol dalam tubuh akan menurun dan menurunkan produksi prostaglandin ‘baik’. Prostaglandin adalah hormon lokal yang berfungsi membawa pesan seluler untuk mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Jika produksi senyawa ini berkurang, secara otomatis sistem imun ikut melemah.
2. Kurang Olahraga
Saat berolahraga ringan, aliran darah dalam tubuh Anda meningkat dan mendorong proses pengeluaran racun dari tubuh. Sirkulasi darah yang meningkat tersebut juga meningkatkan sirkulasi antibodi dan sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi. Hanya dengan berjalan kaki selama 20 menit tiap hari, sistem kekebalan tubuh Anda dapat bekerja lebih efektif dan maksimal.
3. Pola Makan Buruk
Mengonsumsi gula berlebihan serta sering menyantap olahan makanan yang mengandung bahan pengawet ternyata juga rentan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa kemampuan sel darah putih untuk membunuh bakteri terhambat secara signifikan hingga lima jam setelah Anda makan 100 gram gula atau setara dengan tiga kaleng minuman ringan manis.
4. Kurang Tidur
Tanpa tidur yang cukup, sistem kekebalan tubuh tidak mendapat kesempatan untuk membangun kembali pertahanannya. Akibatnya, sistem imun akan melemah. Kurangnya kuantitas tidur juga berkaitan dengan berkurangnya jumlah sel-T yang membantu tubuh melawan penyakit. Banyak penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak cukup tidur cenderung mudah terserang virus, termasuk flu.
5. Kurang Menjaga Kebersihan
Kurangnya perhatian untuk menjaga kebersihan dan sanitasi juga menjadi salah satu faktor terbesar yang dapat melemahkan sistem imun. Sebab, dengan sanitasi yang buruk, jumlah kuman dan bakteri yang menjangkiti tubuh juga akan semakin bertambah. Serangan kuman berbahaya dalam jumlah banyak secara terus-menerus tersebut pada akhirnya membuat kinerja sistem imun juga terforsir. Dalam jangka waktu lama, sistem imun yang dipaksa bekerja ekstra tersebut bisa melemah.