Mengenal Anemia Defisiensi Besi – Pengertian, Penyebab, Gejala

Anemia Aplastik

Pengertian Anemia Aplastik

rhisehat Anemia aplastik adalah salah satu jenis kelainan darah yang disebabkan oleh ketidakmampuan sumsum tulang memproduksi sel darah baru dalam jumlah yang cukup. Pada kondisi ini, sumsum tulang tidak dapat memproduksi salah satu atau seluruh sel darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Anemia jenis ini membuat penderitanya cepat merasa lemas tanpa sebab yang jelas, berisiko tinggi terjangkit infeksi, mengalami perdarahan yang sulit berhenti, hingga masalah jantung serius.

Sebagai kondisi langka dan serius, penyakit ini dapat terjadi pada segala usia. Penyakit ini dapat muncul secara tiba-tiba atau secara perlahan, dan memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Penanganan untuk penyakit ini dapat mencakup pengobatan, transfusi darah, atau transplantasi sel punca, yang juga dikenal dengan transplantasi sumsum tulang.

Jenis Jenis

Ada dua jenis anemia aplastik berdasarkan penyebabnya, yaitu yang diturunkan oheh orangtua (umumnya karena gangguan autoimun). Berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis,  yaitu:

Acquired aplastic anemia
Acquired aplastic anemia adalah anemia aplastik yang terjadi setelah seseorang lahir dan bukan diturunkan dari orang tua. Jenis anemia aplastik ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dan umumnya karena gangguan autoimun. Sebagian besar kasus tidak diketahui penyebabnya. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang organ sehat, yang dalam hal ini adalah sumsum tulang.

Anemia aplastik bawaan (inherited aplastic anemia)
Ini disebabkan oleh kelainan genetik yang diwariskan dari orang tua. Anemia jenis ini paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Penderita penyakit ini jenis ini berisiko mengalami kanker seperti leukemia.

Penyebab

Penyakit ini terjadi karena kerusakan pada sel punca di sumsum tulang. Kerusakan ini menyebabkan produksi sel darah melambat atau menurun. Hal ini akan menyebabkan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah berkurang. Beberapa kondisi dan penyakit yang bisa menyebabkannya adalah:

Penyakit autoimun
Autoimun menyebabkan sistem imun menyerang sel-sel sehat, termasuk sel punca di dalam sumsum tulang. Jika penyakit autoimun ini tidak mendapat penanganan, maka risikonya akan meningkat.

Kelainan genetik
Anemia aplastik bisa disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan orang tua kepada anak.

Infeksi virus
Virus juga dapat merusak sumsum tulang. Beberapa jenis virus yang sering dikaitkan dengan munculnya penyakit ini adalah virus hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19, dan HIV.

Radioterapi dan kemoterapi
Dua jenis pengobatan ini sering dilakukan untuk mengatasi kanker. Namun, terkadang pengobatan ini turut merusak sel punca di dalam sumsum tulang dan meningkatkan risiko penyakit ini.

Penggunaan obat-obatan tertentu
Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik dan obat yang digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis, dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang dan meningkatkan risiko penyakit ini..

Paparan bahan kimia
Bahan kimia, seperti pestisida, insektisida, dan benzene, secara terus-menerus juga dapat menyebabkan penyakit ini.

Kehamilan
Saat kehamilan terkadang membuat sistem kekebalan tubuh ibu hamil menyerang dan merusak sumsung tulang.

Selain kondisi dan penyakit yang disebutkan, penyakit ini bisa disebabkan oleh faktor yang belum diketahui. Kondisi ini sering dengan anemia aplastik yang idiopatik.

Gejala

Setiap jenis sel darah memiliki fungsi yang berbeda. Perbedaan peran dari masing-masing sel darah menyebabkan munculnya variasi gejala. Namun, secara umum, beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami penyakit ini adalah:

– Kelelahan
– Pucat
– Pusing atau nyeri kepala
– Demam
– Mimisan
– Sesak napas
– Munculnya ruam perdarahan pada kulit
– Denyut jantung yang cepat atau tidak teratur
– Mudah sakit atau mengalami infeksi berulang

Penderita dapat mengalami progresivitas yang lambat hingga berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, atau dapat timbul secara tiba-tiba. Pada anemia aplastik yang sangat berat, kondisi ini dapat mengancam nyawa.

Pengobatan Anemia Aplastik

Pengobatan untuk anemia pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi akibat anemia. Pengobatan penyakit ini tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Pada keadaan yang lebih berat, pengobatan untuk mempertahankan jumlah sel darah ataupun memperbaiki fungsi sumsum tulang dapat diberikan. Berikut beberapa jenis pengobatan penyakit ini, antara lain:

1. Transfusi darah
Pengobatan ini bisa menjadi penanganan utama untuk anemia aplastik yang gejalanya menyebabkan perdarahan hebat. Namun, prosedur ini bukanlah obat untuk penyembuhan total. Transfusi darah berfungsi untuk meredakan gejala-gejala yang muncul akibat suplai dan jumlah darah yang berkurang kaibat kelainan sumsum tulang belakang Anda. Transfusi dapat meliputi:

Sel darah merah dapat ditransfusi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah. Ini membantu untuk meringankan anemia yang gejalanya berupa kelelahan. Meskipun umumnya tidak ada batasan seberapa banyak transfusi sel darah, tetapi kadang apabila berlebihan dapat menyebabkan komplikasi.

Sel darah merah yang ditransfusikan umumnya mengandung zat besi yang dapat menumpuk pada tubuh dan dapat merusak organ vital jika tidak dapat ternetralisir jumlahnya. Untuk itu, dokter akan mencegah kelebihan zat besi dalam darah dengan meresepkan obat pengurang zat besi.

2. Transplantasi sumsum tulang
Pencakokan sumsum tulang adalah salah satu terapi bagi penderita anemia aplastik. Prosedur ini untuk menggantikan sel induk yang rusak dengan sel sehat dari pendonor. Terapi ini merupakan terapi terbaik untuk anak kecil dan dewasa muda yang kondisinya sudah berat.

3. Imunosupresan
Obat imunosupresan akan diresepkan untuk orang-orang yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang. Obat ini juga dapat untuk mereka yang mengalami anemia aplastik karena gangguan autoimun. Obat-obatan imunosupresan contohnya seperti cyclosporine (Gengraf, Neoral, Sandimmune) dan anti-thymocyte globulin.

Obat-obatan ini dapat menekan aktivitas sel kekebalan tubuh yang merusak sumsum tulang Anda. Ini membantu kondisi sumsum tulang Anda kembali pulih dan menghasilkan sel darah baru.

4. Transplantasi sel punca
Pencangkokan sel punca atau tranplantasi sumsum tulang dilakukan untuk menggantikan sel yang rusak dengan sel yang sehat. Transplantasi sel induk umumnya untuk orang-orang yang berusia muda dan memiliki kecocokan dengan pendonor, yang biasanya saudara kandung. Melalui transplantasi sumsum tulang.

Metode ini juga bisa dilakukan kepada penderita yang gejalanya tidak membaik setelah menggunakan imunosupresan. Namun, tidak selamanya transplantasi sel punca berjalan lancar. Meski merupakan pilihan terapi utama untuk mengobati penyakit ini, prosedur transplantasi sel induk atau transplantasi sumsum tulang ini juga mempunyai risiko, yaitu reaksi penolakan terhadap sumsum tulang dari donor.

5. Antibiotik dan antivirus
Anemia aplastik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh akibat jumlah sel darah putih yang lebih sedikit. Hal ini membuat penderita rentan mengalami infeksi. Untuk mencegah infeksi, dokter dapat memberikan antibiotik maupun antivirus tergantung penyebab infeksinya.

Komplikasi Anemia Aplastik

Biasanya, anemia aplastik akan sembuh dengan sendirinya setelah melakukan pengobatan, salah satunya dengan transfusi darah. Namun, untuk mencegah komplikasi, hal tersebut tidak boleh secara terus-menerus. Pasalnya, tubuh akan mengembangkan antibodi dalam darah, sehingga pengobatan yang dilakukan tidak efektif dan bahkan bisa menyebabkan komplikasi berupa:

– Infeksi parah atau perdarahan.
– Hemochromatosis, yaitu penumpukan zat besi pada tubuh. Ini bisa karena akibat sering melakukan transfusi darah.

pencegahan Anemia Aplastik

Secara umum, belum terdapat metode pencegahan yang efektif untuk sebagian besar kasus anemia aplastik. Menghindari paparan terhadap insektisida, herbisida, cairan kimia organik, penghapus cat, atau zat berbahaya lainnya dapat menurunkan risiko penyakit tersebut. Berikut cara yang dapat mengurangi risiko penyakit ini, antara lain:

– Menjaga kebersihan, misalnya dengan rajin mencuci tangan.
– Mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan aturan pakai dan untuk antibiotik harus sesuai anjuran dokter.
– Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
– Olahraga secara teratur.
– Menghindari stres.
– Istirahat yang cukup.

Bila Anda sudah menderita anemia aplastik, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kondisi ini bertambah parah serta mencegah munculnya komplikasi, yaitu:

– Rajin mencuci tangan, terutama setelah dari toilet.
– Menghindari olahraga yang melibatkan kontak fisik untuk mencegah perdarahan.
– Beristirahat secara cukup setelah menjalani aktivitas yang padat.
Melengkapi imunisasi, khususnya pada anak-anak.

Buka WhatsApp
Hallo Ada Yang Bisa Kami Bantu ?