Mengenal Anemia Defisiensi Besi,penyebab dan gejalanya

Pengertian Anemia Defisiensi Besi

rhisehat Anemia defisiensi besi atau iron deficiency anemia merupakan salah satu jenis anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi. Kondisi ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah yang sehat dalam tubuh.

Zat besi adalah mineral yang sangat penting untuk tubuh zat besi merupakan salah satu komponen sel darah merah, yaitu hemoglobin. Hemoglobin sendiri adalah protein yang berfungsi mengangkut oksigen untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Selain itu hemoglobin sangat juga dapat mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh. Sel darah merah juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin untuk membawa oksigen. Akibatnya, anemia defisiensi besi dapat membuat pengidapnya mudah lelah dan sesak napas.

Tanpa zat besi yang cukup, sel-sel darah merah tidak mampu membawa cukup oksigen untuk tubuh. Kekurangan zat besi sering menyebabkan kadar sel darah rendah (anemia) dan dapat menunda perkembangan bayi yang belum lahir pada ibu hamil.

Penyebab

Penyebab anemia defisiensi besi adalah kurangnya zat besi dalam tubuh untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang memberikan warna merah pada darah dan memungkinkan sel darah merah untuk menghantarkan darah yang teroksigenasi ke berbagai jaringan tubuh. Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin. Jika zat besi dalam tubuh kurang, kemampuan memproduksi hemoglobin juga berkurang pula.

Tak hanya kurang asupan zat besi, anemia defisiensi juga bisa karena ketidak  kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi telah menurun. Trauma atau kecelakaan yang menyebabkan Anda kehilangan banyak darah juga dapat menghabiskan simpanan zat besi pada dalam tubuh. Beberapa penyebab dari anemia defisiensi besi dapat mencakup:

Perdarahan hebat. Cedera atau kondisi lain yang menyebabkan seseorang kehilangan banyak darah dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.

Donor darah. Terlalu sering mendonorkan darahnya dan dalam jumlah yang besar bisa menyebabkan anemia.

Anemia Sel sabit. Anemia sel sabit akibat faktor genetik. Sel sabit disebabkan oleh sel darah merah yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Malnutrisi. Kurangnya konsumsi zat besi dalam menu makanan sehari-hari. Kurang konsumsi makanan kaya zat besi seperti hati, bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging merah, menjadi penyebab anemia defisensi besi.

Talasemia. Kondisi ini termasuk penyakit genetik yang menyebabkan pengidapnya memproduksi hemoglobin yang cacat dan mudah rusak.

Menstruasi yang berlebihan. Penyebab umum lainnya anemia defisiensi besi adalah menstruasi atau haid yang berlebihan saat masa produktif atau subur.

Masa kehamilan. Selama masa kehamilan ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan ibu sendiri. Karena alasan ini, ibu hamil sangat berisiko terkena anemia defisiensi besi sehingga perlu mendapat suplementasi zat besi secara rutin.

Makanan atau minuman penghambat penyerapan besi. Kebiasaan mengonsumsi teh, kopi, dan cokelat, dapat mengakibatkan terhambatnya penyerapan zat besi.

Malabsorpsi. Malabsorpsi adalah kondisi tidak terserapnya nutrisi dengan baik, termasuk zat besi.

Obat-obatan yang menghambat penyerapan zat besi. Obat sakit maag dapat mengganggu proses penyerapan zat besi atau yang dikenal sebagai antasida dan proton pump inhibitor.

Efek samping obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS). Dalam jangka panjang pemakaian ibuprofen dan aspirin secara terus-menerus dapat menyebabkan pendarahan saluran cerna yang berakibat anemia.

Kurangnya zat besi pada  dalam tubuh. Tubuh mendapatkan zat besi secara reguler dari makanan. Pada individu yang mengonsumsi zat besi dalam jumlah sedikit, dapat meningkatkan risiko defisiensi zat besi seiring dengan berjalannya waktu.

Faktor Risiko

Beberapa kelompok orang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami anemia defisiensi besi, seperti:

– Jenis Kelamin. Wanita paling sering mengalami kehilangan darah saat menstruasi, wanita memiliki risiko untuk mengalami anemia defisiensi besi yang lebih tinggi.
– Usia. Anak-anak, terutama dengan berat badan lahir yang rendah atau lahir prematur, atau yang tidak mendapatkan zat besi yang cukup dari ASI atau susu formula dapat berisiko untuk mengalami anemia defisiensi besi. – Selain itu, anak juga membutuhkan zat besi yang lebih saat mengalami percepatan pertumbuhan.
– Orang yang tidak mengonsumsi daging dapat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami anemia defisiensi besi apabila tidak mengonsumsi makanan yang kaya zat besi dari sumber lainnya.

Gejala Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi umumnya sulit terdeteksi, apalagi jika kondisinya tergolong ringan. Namun, seiring dengan berkurangnya kadar zat besi, anemia dapat memburuk dan tanda serta gejala dapat lebih tampak. Meski begitu, masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena dapat menimbulkan sejumlah gejala berikut:

– Mudah lelah
– Tampak lemah, lesu, dan tidak bertenaga
– Sesak napas
– Kulit pucat
– Nyeri dada akibat detak jantung cepat
– Sakit kepala atau pusing
– Tangan dan kaki terasa dingin
– Peradangan atau nyeri lidah
– Kuku menjadi rapuh
– Mudah terserang infeksi karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.
– Rambut mudah rontok.
– Nafsu makan menurun.

Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum. Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Komplikasi

Komplikasi serius akibat anemia juga dapat muncul jika kondisi ini tidak ditangan dengan baik. Beberapa risiko komplikasi yang umum dari anemia defisiensi zat besi adalah:

1. Masalah jantung
Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari normalnya atau tidak teratur. Jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen yang dibawa dalam darah jika mengalami anemia. Ini dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal jantung. Maka itu, asupan zat besi yang cukup penting untuk kesehatan jantung.

2. Masalah selama kehamilan
Anemia defisiensi besi adalah kondisi yang rentan terjadi selama kehamilan. Anemia selama kehamilan yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat rendah. Namun, kondisi ini dapat dicegah pada wanita hamil yang rajin makan makanan sehat mengandung zat besi. Ibu hamil juga bisa minum suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi mereka.

3. Masalah pertumbuhan
Bayi dan anak-anak yang kekurangan zat besi dapat mengalami anemia. Anemia pada usia dini dapat menyebabkan proses tumbuh kembang anak-anak terganggu. Selain itu, anemia defisiensi besi bisa menyebabkan anak-anak lebih rentan terkena infeksi.

Pengobatan

Pengobatan anemia defisiensi besi tergantung pada seberapa parah kondisinya dan apa penyebabnya. Biasanya, kondisi ini paling sering disebabkan karena kurangnya asupan zat besi dalam makanan atau masalah penyerapan menyerap zat besi. Umumnya, dokter akan merekomendasikan perawatan ini untuk mengobati anemia defisiensi besi:

— Meningkatkan asupan makanan yang kaya zat besi seperti hati ayam, daging merah, dan bayam.
– Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.
– Mengonsumsi suplemen zat besi dalam bentuk tablet secara rutin dua sampai tiga kali dalam sehari.
– Transfusi sel darah merah (RBC) pada anemia defisiensi besi berat.
– Hindari makanan, minuman, dan obat-obatan yang berpotensi menghambat penyerapan zat besi.
– Menghindari makanan tinggi kalsium secara berlebih seperti susu dan yoghurt, karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
– Mencegah tukak lambung akibat penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid dalam jangka waktu yang panjang.
– Menghilangkan infeksi parasit dengan mengobati infeksi cacing tambang agar dapat meningkatkan nutrisi dan mengobati anemia.
– Mengobati thalasemia dengan mengontrol tingkat hemoglobin dalam darah untuk menjaga anemia tidak bertambah berat.

Dokter akan memberikan berbagai pilihan perawatan untuk mengatasi anemia, sesuai dengan penyebabnya. Dokter akan memilihkan cara dan kemungkinan hasil pengobatan mana yang paling cocok untuk kondisi Anda.

Berikut adalah pilihan pengobatan yang dapat mengatasi anemia jenis ini:

1. Minum suplemen zat besi

Dokter Anda dapat merekomendasikan dosis suplemen berdasarkan jumlah kadar zat besi Anda. Sebaiknya, Anda tidak meminumnya atas inisiatif sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Secara umum, dosis suplemen zat besi untuk orang dewasa dengan anemia defisiensi besi adalah sekitar 150-200 mg per hari.

Dosis biasanya akan dibagi 3 kali dalam sehari, masing-masing dosis sering kali sekitar 60 mg.

2. Dekstran besi lewat infus
Ini adalah infus zat besi yang biaya pengobatannya paling murah. Sebelum dijadikan terapi pengobatan dokter akan memberikan sejumlah kecil dosis obat yang dimasukkan ke tubuh Anda. Jika tidak mengalami alergi atau reaksi apa pun, Anda akan diberikan dosis lebih banyak.

Kadang-kadang obat anti reaksi akan diberikan sebelum zat besi diberikan secara infus untuk mengatasi anemia. Ini adalah bentuk infus yang paling umum digunakan pada anak-anak.

3. Pemberian Ferric gluconate lewat infus

Ferric gluconate adalah zat besi yang bisa diberikan ke tubuh Anda lewat infus dalam dosis kecil.

Obat anemia ini hanya diberikan pada orang dengan anemia defisiensi zat besi yang harus menjalani hemodialisis karena penyakit ginjal yang parah.

4. Ferric carboxymaltose lewat infus
Obat anemia ini diberikan dalam 1 atau 2 infus tergantung pada tingkat keparahan kondisi Anda. Obat ini aman digunakan untuk anak-anak dengan kekurangan zat besi.

5. Sukrosa besi
Sukrosa besi juga diberikan lewat infus lebih dari beberapa dosis kecil. Jika Anda alergi terhadap obat lain, Anda mungkin menerima dosis uji kecil terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada reaksi sebelum menerima sisa obat.

Pemberian asupan zat besi lewat infus ini dapat digunakan pada orang yang sedang menjalani dialisis atau pada wanita hamil.

6. Pengobatan lainnya
Jika suplemen zat besi atau infus tidak membantu, ada kemungkinan Anda memiliki sumber perdarahan atau masalah penyerapan zat besi. Kemungkinan pengobatan yang diberikan selanjutnya bertujuan untuk mengatasi penyebabnya, seperti:

Antibiotik dan obat lain untuk mengobati tukak lambung
Operasi untuk mengangkat pendarahan polip, tumor, atau fibroid
Anemia berat mungkin membutuhkan transfusi darah

Pencegahan Anemia Defisiensi Besi

Cara yang paling efektif untuk mencegah anemia defisiensi besi adalah mengonsumsi makanan kaya zat besi. Langkah pencegahan lain yang perlu dilakukan di antaranya:

Pada bayi dan anak, pencegahan dilakukan dengan memberikan ASI atau susu formula yang sudah difortifikasi zat besi selama satu tahun pertama. Setelah satu tahun pertama, hindari memberikan susu lebih dari 700 mililiter per hari. Konsumsi susu yang berlebihan justru menggantikan makanan lain yang kaya akan kandungan zat besi. Pada bayi di bawah satu tahun, pemberian susu sapi murni tidak dianjurkan, karena susu sapi murni bukan sumber zat besi yang baik untuk bayi. Selama masa kehamilan, ibu hamil perlu mengonsumsi suplemen penambah zat besi secara rutin agar kebutuhan zat besi selalu terpenuhi.

Pada orang dewasa, lakukan pencegahan dengan menghindari makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, serta dengan mengonsumsi makanan dan minuman kaya vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.

Risiko terjadinya anemia defisiensi besi dapat diminimalkan dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi. Beberapa jenis makanan yang kaya zat besi adalah:

Daging merah dan daging unggas
Seafood
Kacang-kacangan
Sayuran hijau, sepeti bayam
Buah-buahan, seperti kismis dan aprikot
Sereal, roti, dan pasta yang difortifikasi dengan zat besi
Kacang polong
Tubuh menyerap zat besi dalam jumlah yang lebih tinggi dari daging dibandingkan sumber-sumber lainnya. Pada individu yang tidak mengonsumsi daging, asupan makanan yang kaya zat besi dari sumber lainnya dapat ditingkatkan.

Selain itu, mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C dapat menunjang penyerapan zat besi oleh tubuh. Penyerapan zat besi dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi jus sitrus atau mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C seperti jeruk, kiwi, brokoli, melon, stroberi, tomat, dan sebagainya pada saat yang bersamaan dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi.

Jika Anda Merasakan Gejala Diatas

SEGERA AMBIL TINDAKAN

Kami Rekomendasikan Solusi Untuk Keluhan Anemia Defisiensi Besi

Mau tahu apa itu IDR JELLY GAMAT ?

IDR Jelly Gamat Adalah Obat Herbal Madu Asli Dari Reza Herbal Indonesia Yang Di Racik Secara Khusus Dan Alami Dengan Formulasi Herbal Pilihan Yang Di Percaya Oleh Masyarakat Indonesia,Mampu Membantu Mengatasi Penyakit Anemia Defisiensi Besi Yang Aman Tanpa Ada Efek Samping

Untuk Informasi Lebih Lanjut Anda Dapat Menghubungi Custumer Sevice Pada Tombol Dibawah Ini :

idr jelly gamat
jelly gamat
obat anemia defisiensi besi
anemia defisiensi besi
gejala anemia defisiensi besi
penyebab anemia defisiensi besi
ciri anemia defisiensi besi
tanda anemia defisiensi besi
pengobatan anemia defisiensi besi
cara mengobati anemia defisiensi besi
cara mengatasi anemia defisiensi besi

Buka WhatsApp
Hallo Ada Yang Bisa Kami Bantu ?