Mengenal Gangguan Psikologis Self Harm Atau Self Injury
rhisehat.com- Self Harm atau Self Injury merupakan keadaan dimana seseorang menyakiti dirinya sendiri dengan sengaja sebagai suatu bentuk pelampiasan emosional. perilaku menyakiti atau melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja merupakan salah satu bentuk dari gangguan perilaku yang terkait dengan sejumlah penyakit kejiwaan.
Self harm atau self injury ini memberikan kepuasan tersendiri bagi individu yang melakukannya dan membuat individu tersebut lebih merasa lega. Dan juga rasa sakit yang ditimbulkan ini dapat menggantikan rasa sakit yang dirasakan secara emosional, yang mana rasa sakit tersebut tidak dapat dijelaskan oleh dirinya. Sehingga lebih memilih untuk menyakiti fisiknya.
Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam meluapkan emosi. Ada yang harus berteriak sangat keras ketika marah, menangis berjam-jam ketika sedih, atau tertawa saat bahagia. Atau ada juga yang menyakiti diri sendiri, termasuk bunuh diri, jika merasa kecewa dengan sesuatu.
Self harm atau self injury dapat berupa tindakan melukai tubuh dengan benda tajam atau benda tumpul, seperti menyayat atau membakar kulit, memukul tembok, membenturkan kepala atau meminum alkohol, minum obat obatan secara berlebihan dan dengan sengaja melakukan hubungan seks tidak aman yang bertujuan untuk meluapkan emosi negatif.
Hal-Hal Yang Bisa Memicu Self Harm Atau Self Injury
Tujuan self harm atau self injury adalah untuk melampiaskan emosi yang sedang dirasakan. Menyakiti diri sendiri dilakukan untuk mengatasi atau melampiaskan emosi berlebih, seperti ketika marah, stres, cemas, bahkan kesepian dan putus asa. Kebiasaan menyakiti diri sendiri juga mungkin saja dilakukan saat seseorang sedang merasa bersalah terhadap suatu hal atau sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu.
Secara umum, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab self harm atau self injury. Bahkan, beberapa faktor yang memicu self harm atau self injury adalah hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti:
1. Trauma psikologis
Kehilangan orang yang dicintai dan menjadi korban kekerasan emosional, fisik, atau seksual bisa membuat seseorang merasa hampa, mati rasa, dan rendah diri yang kemudian melampiaskannya dengan cara melukai tubuh.
2. Masalah sosial
Perilaku self harm atau self injury rentan terjadi pada orang yang sedang mengalami kesulitan hidup dan masalah sosial, seperti menjadi korban bullying (perundungan), atau tertekan dengan tuntutan dari orang tua, guru atau tugas pekerjaan.
3. Gangguan Mental
Pada beberapa kasus, penyebab selfharm adalah gangguan mental. Ada beberapa jenis gangguan mental yang bisa ditandai dengan perilaku melukai diri sendiri, seperti gangguan mood, depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan penyesuaian, atau gangguan kepribadian ambang.
4. Memendam Perasaan Negatif Terlalu Lama
Penyebab self harm atau self injury bisa karena menumpuknya perasaan negatif terlalu lama, seperti rasa takut akibat di-bully, tekanan yang besar di sekolah atau tempat kerja, masalah dengan keluarga, dan lainnya. Jika masalah tersebut berlangsung lama dan tampak tak akan berakhir, maka ia cenderung akan melakukan self-harm. Saat melukai diri sendiri, ada perasaan tenang dan senang walaupun hanya sementara.
5. Mencari Perhatian
Ada juga yang melakukan self harm atau self injury karena ingin mencari perhatian. Biasanya orang tersebut akan memamerkannya, baik itu di kehidupan nyata maupun di dunia maya. Dengan harapan, setelah ia melakukan hal tersebut, ia akan ditanya oleh lingkungan sekitarnya. Ketika ia mendapat perhatian itu, ia menjadi senang.
6. Tidak Mendapat Dukungan dari Orang-Orang di Sekitarnya
Seseorang yang mengalami masalah dalam hidupnya tentu berharap mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga, kerabat, dan temannya. Namun ketika mereka tidak memperoleh dukungan tersebut, maka salah satu pelariannya adalah dengan menyakiti dirinya sendiri.
7. Ketidak mampuan dalam Mengekspresikan Diri
Tindakan menyakiti diri sendiri bisa muncul akibat ketidak mampuan seseorang untuk mengekspresikan emosi, seperti rasa marah, malu, frustrasi, dan sebagainya. Orang-orang yang menyakiti dirinya sering mengatakan bahwa mereka tidak cocok dengan sesuatu atau merasa tidak dipahami oleh orang lain. Dan menyakiti dirinya sendiri dianggap satu-satunya cara untuk merasa lebih lega dan mengekspresikan perasaan yang mereka rasakan.
Banyak faktor-faktor lain yang bisa menjadi penyebab seseorang melakukan perilaku tersebut. Satu hal yang perlu diingat, kebiasaan menyakiti diri sendiri perlu mendapatkan penanganan yang tepat. Pengidap gangguan ini perlu diberikan perhatian khusus serta pemahaman bahwa dirinya berharga dan tubuhnya tidak layak untuk terus dilukai.
Ciri-Ciri Atau Tanda-Tanda Pelaku Self Harm Atau Self Injury
Orang yang memiliki self harm atau self injury cenderung tidak menunjukkan gejala yang khas. Perilaku tersebut biasanya dilakukan pada saat mereka sendirian, dan tidak di tempat umum.
Namun, beberapa ciri berikut mungkin menandakan seseorang memiliki kecendurungan untuk menyakiti diri sendiri:
– Memiliki sejumlah luka di tubuhnya, seperti luka sayat di pergelangan tangan, luka bakar di lengan, paha, dan badan, atau memar di buku jari-jari tangan
– Sering membawa atau menyimpan benda tajam
– Memperlihatkan gejala depresi, seperti suasana hati yang buruk, sering merasa sedih, menangis, dan tidak memiliki motivasi dalam hidup
Sulit bersosialisasi, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat kerja. – Mereka lebih suka menyendiri dan enggan berbicara dengan orang lain
– Cenderung tidak percaya diri atau menyalahkan diri sendiri atas masalah apa pun yang terjadi
– Sering mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, untuk menyembunyikan luka
– Sering merasa tidak berharga dan mengunggah posting-an keputusasaan
– Sering cemas, depresi, dan menunjukkan ketidakstabilan emosional
– Menyukai quotes atau kutipan yang bertemakan depresi
Terkadang perilaku mencederai diri sendiri berisiko menimbulkan luka fisik yang fatal, serta meningkatkan risiko bunuh diri. Lantaran aksi nekatnya, tak jarang pelaku self-injury harus dirawat di rumah sakit atau bahkan berakhir dengan kecacatan permanen hingga kematian.
Orang yang memiliki perilaku ini sebaiknya segera menemui tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Jika tidak ditangani dengan tepat melalui terapi-terapi tertentu, trauma yang mendalam bisa berujung pada tindakan-tindakan negatif di kemudian hari.
Selain menjalani terapi, orang yang memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri juga disarankan untuk:
- Tidak menyendiri.
- Menyingkirkan benda-benda tajam, zat kimia, atau obat-obatan yang bisa digunakan untuk melukai diri sendiri.
- Bergabung dengan kegiatan-kegiatan positif.
- Mendalami hobi guna membantu mengekspresikan emosi dengan cara yang positif.
- Menghindari konsumsi minuman keras dan narkoba.
- Mengalihkan perhatian ketika ada keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
- Rutin berolahraga, mencukupi waktu tidur dan istirahat, serta mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.