Miopi (Rabun Jauh)
rhisehat.com- Miopi atau rabun jauh adalah gangguan penglihatan yang membuat penderitanya kesulitan melihat objek dengan jarak jauh. Walaupun demikian, penderita rabun jauh tetap bisa melihat objek dalam jarak dekat. Miopi atau rabun jauh dikenal juga dengan istilah mata minus.
Sinar yang direfleksikan dari sebuah objek masuk ke mata melalui kornea, kemudian difokuskan oleh lensa mata ke retina. Pada mata normal, lensa mata dan kornea membiaskan cahaya yang masuk sehingga bayangan objek difokuskan tepat di retina. Sedangkan pada mata minus, cahaya yang masuk tidak fokus di retina, namun jauh di depannya. Hal ini dapat disebabkan karena kornea terlalu cembung atau panjang bola mata yang terlalu besar. Sehingga saat melihat objek dengan jarak jauh, objek akan terlihat tidak fokus.
Miopi atau rabun jauh dapat ditangani dengan menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata. Selain kacamata, miopi juga dapat ditangani dengan operasi LASIK yang menggunakan sinar laser. Miopia dapat ditangani oleh dokter mata atau dokter mata ahli refraksi.
Gejala Miopi (Rabun Jauh)
Miopi terjadi ketika bentuk mata menyebabkan sinar cahaya membelok (membiaskan) secara tidak benar. Pada mata minus, ia memfokuskan gambar di depan retina, bukan di retina.
Gejala miopi yang paling jelas adalah penglihatan kabur ketika melihat objek yang jauh. Kondisi ini cukup umum dialami anak anak dan remaja. Gejala miopi biasanya hilang setelah pengobatan dengan kacamata atau lensa kontak.
Penderita miopi akan merasakan pandangan kabur saat melihat objek yang jauh. Pada anak-anak, kondisi ini sering menyebabkan mereka kesulitan melihat huruf di papan tulis saat duduk di barisan belakang. Sedangkan pada orang dewasa, keluhan yang umum adalah kesulitan melihat rambu-rambu lalu lintas.
Dikarenakan sulitnya melihat benda-benda jauh, sering kali muncul gejala-gejala tertentu pada penderita miopi, baik yang dirasakan oleh penderitanya maupun oleh orang lain. Gejala-gejala tersebut adalah:
– Sakit kepala
– Mata lelah karena mata bekerja secara berlebihan
– Sering mengedipkan mata
– Terus-menerus menyipitkan mata
– Sering mengucek mata
– Terlihat tidak menyadari keberadaan objek yang jauh
Rabun jauh dapat menjadi semakin parah seiring bertambahnya usia, tetapi biasanya akan stabil di usia dewasa. Pada beberapa kasus, rabun jauh dapat terus memburuk.
Penyebab Miopi (Rabun Jauh)
Miopi atau rabun jauh terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Kondisi ini disebabkan oleh bentuk bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal.
Selain itu, miopi juga bisa disebabkan oleh kornea dan lensa mata, yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada retina, mengalami kelainan.
Hingga saat ini, penyebab bola mata lebih panjang dari normal belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko tersebut, antara lain:
Genetika
Miopi adalah kondisi yang cenderung diturunkan dalam keluarga. Jika salah satu orang tua memiliki miopi, risiko terkena kondisi ini meningkat. Risikonya bahkan lebih tinggi jika kedua orang tua rabun jauh.
Keadaan lingkungan
Beberapa penelitian mendukung gagasan bahwa kurangnya waktu yang dihabiskan di luar ruangan dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan miopia.
Stres visual
Stres visual adalah faktor risiko lain untuk rabun jauh. Ini adalah kelelahan mata karena melakukan pekerjaan yang mendetail, seperti membaca atau menggunakan komputer.
Usia
Miopi sering didiagnosis antara usia 8 dan 12. Mata tumbuh pada usia ini, sehingga bentuk mata bisa berubah. Orang dewasa biasanya tetap rabun jauh jika mereka mengalami miopi selama masa anak anak. Orang dewasa juga bisa menjadi rabun jauh karena kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes.
Penanganan Miopi (Rabun Jauh)
Penanganan miopi atau rabun jauh dilakukan untuk membantu agar cahaya bisa terfokus pada retina. Jenis penanganan yang dipilih tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan rabun jauh, serta kondisi kesehatan pasien.
Penggunaan kacamata atau lensa kontak
Langkah penanganan miopi atau rabun jauh yang paling sederhana dan terjangkau adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Pemilihan kacamata serta lensa kontak tergantung pada kebutuhan serta kenyamanan pasien.
Ketika memilih menggunakan lensa kontak, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan lensa kontak agar terhindar dari infeksi mata. Lensa kontak juga sebaiknya dilepas sebelum tidur.
Operasi dengan sinar laser (LASIK)
Proses operasi dengan sinar laser, misalnya LASIK dan SMILE juga dapat menjadi alternatif. Hampir seluruh pasien yang menjalani operasi ini merasakan perubahan yang signifikan. Dalam operasi ini, sinar laser akan digunakan untuk mengatur lengkungan kornea.
Perlu diingat, prosedur ini tidak cocok untuk penderita di bawah 21 tahun karena mata mereka masih dapat berkembang.
Obat tetes mata atropin
Obat tetes mata atropin diduga dapat mencegah miopi atau rabun jauh yang diderita bertambah parah. Obat tetes mata dapat digunakan secara rutin pada penderita rabun jauh sesuai dengan resep dokter.
Implan lensa buatan
Implan lensa buatan dilakukan untuk menangani miopi atau rabun jauh dengan tingkat keparahan tinggi yang tidak bisa ditangani dengan operasi laser. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan lensa buatan tanpa mengeluarkan lensa mata yang asli atau mengganti lensa asli dengan lensa buatan.
Komplikasi Miopi (Rabun Jauh)
Miopi yang tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan kualitas hidup penderita berkurang karena penderitanya tidak dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Selain itu, miopi berat juga meningkatkan risiko permasalahan mata lainnya seperti pelepasan retina, katarak dan glaukoma.
Ibu hamil yang menderita miopi atau mata minus yang tinggi, disarankan untuk tidak melahirkan secara normal. Jika melahirkan secara normal, penderita mata minus yang tinggi berisiko mengalami pelepasan atau ablasi retina.
Pencegahan Miopi (Rabun Jauh)
Rabun jauh tidak bisa dicegah sepenuhnya. Meski demikian, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mata. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- Gunakan kacamata hitam saat bepergian di siang hari untuk melindungi mata dari sinar matahari.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan mata secara rutin.
Gunakan kacamata atau lensa kontak dengan ukuran tepat. - Berhenti merokok.
- Istirahatkan mata secara berkala saat bekerja dengan menggunakan
- Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran, khususnya yang kaya vitamin A dan vitamin D.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin jika memiliki penyakit kronis, terutama diabetes dan hipertensi.