Stres adalah reaksi tubuh ketika seseorang menghadapi tekanan, ancaman, atau suatu perubahan. Seseorang biasanya mengalami stres ketika tuntutan yang diberikan padanya lebih besar dari kemampuannya untuk mengatasinya. Stres bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Stres merupakan reaksi yang sepenuhnya wajar dialami semua orang dari waktu ke waktu ketika dihadapkan pada situasi yang membuat mereka merasa tertekan.
Stres bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu stres eksternal dan internal. Stres eksternal adalah stres yang sumbernya berasal dari lingkungan sekitar. Hal ini bisa mencakup trauma, pengalaman hidup, atau masalah sehari-hari. Sedangkan stres internal adalah stres yang bersumber dari dalam diri kita sendiri dan merupakan jenis stres yang paling umum.
Faktor Risiko Stres
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, stres bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, pasangan baru menikah, orangtua yang bekerja, sampai orangtua tunggal. Namun, memiliki kondisi seperti kurang gizi, tidur tidak cukup, dan tidak sehat secara fisik akan meningkatkan risiko seseorang terkena stres.
Penyebab Stres
Stres sebenarnya merupakan reaksi yang baik, karena bisa membantu seseorang menyadari situasi yang berbahaya atau mengancam, sehingga berusaha untuk keluar dari situasi tersebut. Saat mengalami stres, tubuh akan secara alami melepaskan hormon yang disebut kortisol dan adrenalin. Penyebab umum seseorang mengalami stres, antara lain:
Berada di bawah banyak tekanan.
Menghadapi perubahan yang besar.
Khawatir akan sesuatu.
Tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi situasi.
Memiliki tanggung jawab yang besar.
Tidak memiliki cukup pekerjaan atau aktvitias.
Masa-masa yang tidak tentu.
Gejala Stres
Orang yang mengalami stres akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
Merasa sangat kelelahan.
Sulit berkonsentrasi.
Lebih mudah marah dengan orang lain.
Merasa khawatir, cemas, atau takut.
Insomnia atau memiliki kesulitan untuk tidur.
Pusing.
Diagnosis Stres
Stres dapat didiagnosis dengan bantuan tenaga ahli seperti psikiater. Melalui sesi konseling, psikiater bisa mengetahui penyebabnya, sehingga bisa menentukan penanganan yang tepat untuk pengidap. Bila stres sudah memengaruhi kesehatan organ dalam, psikiater juga bisa merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan laboratorium atau rekam jantung.
Komplikasi Stres
Stres yang dibiarkan berkepanjangan bisa menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, seperti berikut:
Penyakit jantung.
Masalah berat badan.
Depresi.
Kanker dan gangguan imun.
Pengobatan Stres
Stres terkadang memang sulit dihindari. Itulah mengapa mengetahui cara mengatasi stres sangat penting. Karena bila stres dibiarkan berkepanjangan, dapat menimbulkan masalah kesehatan. Pengobatan stres meliputi perubahan gaya hidup, relaksasi, dan psikoterapi. Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres, antara lain:
Menerapkan pola makan dengan gizi seimbang.
Berolahraga secara rutin.
Mengurangi konsumsi kafein.
Tidur yang cukup.
Melakukan kegiatan yang disukai.
Hindari mengonsumsi alkohol dan NAPZA.
Selain dengan mengubah gaya hidup, stres juga bisa diatasi dengan melakukan relaksasi seperti meditasi, aromaterapi, atau yoga. Sedangkan psikoterapi dilakukan dengan cara menanamkan kepada pengidap untuk selalu memiliki cara berpikir yang positif dalam segala sesuatu.
Pencegahan Stres
Berikut adalah beberapa cara mencegah stres, sehingga kamu bisa menjalani hidup yang lebih bahagia dan sehat:
Pertahankan sikap dan pikiran yang positif.
Pelajari dan latihlah teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau taichi.
Berolahraga secara teratur.
Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
Berusahalah untuk mengatur waktu lebih efektif.
Luangkan waktu untuk melakukan hobi, atau relaksasi.