Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak

rhisehat.com – Kebanyakan orangtua biasanya fokus mengajari anak cara menjaga kesehatan tubuh, seperti mendorong anak untuk makan makanan bergizi dan berolahraga, serta mengajari anak untuk selalu menjaga kebersihan. Namun, tidak banyak orangtua yang mengajari anak bagaimana cara untuk menjaga kesehatan mentalnya. Kesehatan mental anak tidak boleh diabaikan oleh seluruh orang tua, karna ini sangat penting untuk membentuk karakter sang buah hati hingga mereka dewasa nanti.

Ketika anak-anak mengalami luka gores di lututnya, mereka tahu itu adalah cedera yang perlu diobati. Namun, ketika mereka menderita secara mental, mereka mungkin tidak tahu kondisi tersebut juga perlu diobati. Anak-anak juga bisa mengalami masalah kesehatan mental.

Pada masa anak-anak, pertumbuhan yang sehat tidak hanya ditandai perubahan fisik namun juga disertai dengan perkembangan mental. Baik kesehatan fisik dan mental diperlukan anak untuk menjalani kehidupan remaja hingga dewasa. Meskipun demikian, kebutuhan kesehatan mental anak cenderung sulit dipahami dan sangat mungkin terlewatkan oleh orangtua dalam mengasuh anak.

Sebelum mengajari anak tentang menjaga kesehatan mental, orangtua perlu tahu dulu definisi kesehatan mental.karena orang dengan mental yang sehat bukan hanya sekadar tidak memiliki masalah mental saja.

Orang yang sehat secara mental adalah seseorang yang menikmati kebersamaan dengan sebagian besar orang dalam hidupnya, terutama orang-orang penting seperti keluarga, pasangan, dan teman. Anda juga bersedia membantu anggota keluarga, teman atau kolega yang tidak bahagia untuk merasa lebih baik.

Tentunya, peran orangtua di rumah sangat penting dalam membangun kesehatan mental anak sebelum menjadi permasalahan yang lebih besar, diantaranya :

1. Memperhatikan perkembangan anak
Perkembangan anak dapat dipelajari orangtua sejak sebelum kehamilan. Mulai dari bagaimana menjaga kesehatan fisik dan mental saat hamil, mengenai fase perkembangan anak sesuai usianya dan tugas yang perlu dilalui anak.

2. Membangun hubungan kedekatan
Membangun hubungan dengan anak bukan hanya kehadiran fisik bersama anak, melainkan adanya komunikasi dan kedekatan emosional. Saat bersama anak, Anda harus memberikan segenap pikiran, perasaan, dan perilaku hanya bersamanya, meluangkan waktu disela kesibukan tanpa terdistraksi oleh hal lain. Kerap kali saat bersama anak orangtua terdistraksi dengan pekerjaan lain sehingga mempengaruhi kualitas hubungan emosi yang tidak melekat baik dikemudian hari.

3. Membangun kepercayaan diri anak
Ketika anak sudah mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan secara mandiri, berikan kesempatan mereka untuk melakukannya. Tugas Anda adalah mendampinginya saat melakukan. Tetap perhatikan keselamatan dan bahaya yang terjadi. Dengan demikian, mereka tetap dapat belajar mengeksplorasi kemampuan dan menjaga keselamatan. Semakin Anda memfalisitasi anak dalam mengembangkan kemampuannya secara mandiri, rasa percaya diri akan semakin terbentuk.

4. Menghargai perasaan anak
Seorang anak juga memiliki perasaan yang perlu didengarkan dan dihargai oleh orangtuanya. Ketika anak marah, Anda perhatikan terlebih dulu penyebab marahnya. Berikan kesempatan anak untuk mengekspresikan emosi marah atau sedihnya dengan cara yang aman. Saat itu Anda dapat menemani mereka tanpa memberikan nasehat apapun hingga mereka dapat melalui badai emosinya. Dengan demikian, anak dapat merasakan dirinya dihargai oleh orangtuanya dan mereka tumbuh menjadi anak yang mampu menghargai orang lain.

5. Membangun suasana positif
Saat di rumah, biasakan berkomunikasi hangat dan gunakan kata-kata positif antar anggota keluarga. Biasakan agenda kumpul bersama melalui kegiatan makan, bermain, dan sebagainya. Ketika terjadi perbedaan pendapat, selesaikan dengan kepala dingin. Hindari adu mulut dihadapan anak karena mereka belum dapat memproses suatu permasalahan dengan baik.

6. Damping anak ketika mengalami kesulitan
Di setiap rentang usia anak tentunya ada tantangan yang perlu dilalui, dalam hal ini orangtua berperan untuk mendampingi mereka tumbuh untuk menghadapi tantangan tersebut. Hal ini perlu dibiasakan rutin agar mereka terlatih dan pada akhirnya mampu melakukan secara mandiri.

Tips Mengajarkan Anak untuk Menjaga Kesehatan Mental

Meskipun bukan definisi yang sempurna, namun dari definisi tersebut dapat diketahui poin-poin penting yang membantu orangtua dalam mengajarkan anak tentang menjaga kesehatan mental. Berikut tips-tipsnya:

– Ajari Anak Cara Mengelola Emosi
Ketika masih bayi, anak memberitahu orangtua bila ia sedang tidak nyaman baik secara fisik maupun emosional dengan menangis. Jadi, ketika bayi menangis, orangtua akan mencoba menghibur anak dengan memeluknya, memberi makan, menenangkannya, dan lain-lain.

Namun, seiring bertambahnya usia, orangtua perlu membiarkan anak untuk menyadari akan perasaan emosional yang membuatnya tidak nyaman dan belajar bagaimana cara menghibur dan membantu diri mereka sendiri. Inilah yang dinamakan dengan regulasi emosional.

Dengan demikian, anak dapat mengenali gangguan emosional yang ia miliki dan dapat memenuhi kebutuhan emosionalnya sendiri tanpa harus mengecewakan orang lain. Regulasi emosional adalah kunci untuk kesehatan mental dan kebahagiaan jangka panjang.

– Memecahkan Masalah dan Beradaptasi dengan Lingkungan
Orang yang sehat secara mental tahu bahwa ia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, termasuk memahami kapan harus meminta bantuan dari orang lain atau orang yang ahli.

Dengan demikian, cara mengajarkan anak tentang menjaga kesehatan mental adalah mendorong anak untuk memecahkan masalah mereka sendiri yang sesuai dengan usianya. Seiring berjalannya waktu, anak dapat belajar bahwa ia mampu memecahkan masalahnya sendiri, dan tumbuh menjadi orang yang terampil memecahkan masalah dengan mengatasi tantangan yang semakin sulit. Si Kecil juga tahu kapan ia membutuhkan ibu sebagai orang yang dapat membantunya.

– Ajarkan Anak Cara Mengembangkan dan Menjaga Hubungan yang Penuh Kasih, Hormat, dan Bahagia
Ibu sebenarnya tanpa sadar sudah mengajarkan pelajaran ini sejak ibu pertama kali bertemu dengan Si Kecil, alias saat anak dilahirkan. Ibu mencintai dan melindungi anak agar tetap aman. Saat anak bertumbuh, mereka pun dapat berinteraksi dan mengembangkan hubungan penuh kasih dengan keluarga, teman-teman yang terus meluas, serta orang lain di komunitas mereka.

Selain itu, orangtua juga perlu memberi contoh bagaimana bernegosiasi ketika ada perbedaan pendapat di antara orang dewasa dalam sebuah hubungan. Lalu, ibu juga bisa mengajarkan anak-anak bagaimana cara mengatasi konflik ketika mereka memperebutkan mainan yang sama misalnya. Dengan memberikan contoh dan pengajaran, ibu mengajarkan anak bagaimana cara memperlakukan orang lain ketika ada perbedaan pendapat sebelum pertengkaran merusak hubungan yang penting.

– Memenuhi Kebutuhan Psikologis untuk Keamanan, Kekuatan, Kesenangan, Kebebasan dan Cinta Setiap Hari
Tiap orang dilahirkan dengan instruksi genetik untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka akan keamanan, cinta, kekuasaan, kesenangan dan kebebasan. Meskipun anak dilahirkan dan didorong untuk memenuhi kebutuhan ini, tapi mereka tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan tersebut secara bertanggung jawab dan terhormat.

Jadi, tugas orangtua adalah mengajarkan anak-anak untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka dengan cara yang tidak menghalangi orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berbicara dengan anak tentang bagaimana perasaan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa Anda, sebagai orangtua, peduli. Selain itu, anak juga mungkin memerlukan bantuan Anda.