Penyebab Baby Blues
Apa yang menjadi penyebab banyak ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues syndrome hampir tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang diyakini menjadi penyebab ibu mengalami depresi ringan pascamelahirkan, yaitu:
- Perubahan hormon
Tubuh wanita yang baru melahirkan, baik secara normal maupun caesar, akan mengalami banyak penyesuaian.
Perubahan kadar hormon selama kehamilan dan sesaat setelah melahirkan adalah salah satu penjelasan mengapa beberapa wanita mengalami baby blues.
- Stress ketika merawat bayi baru lahir
Stres dalam menyesuaikan diri menjadi ibu dan merawat bayi baru lahir juga menjelaskan mengapa wanita mungkin merasa lebih sedih atau cemas selama masa ini.
Memiliki bayi adalah perubahan hidup yang signifikan dan dapat menyebabkan berbagai emosi seperti khawatir, takut, dan ragu dalam kemampuannya untuk memenuhi tuntutan peran baru ini.
Hal ini sangatlah wajar sehingga sebaiknya wanita pascamelahirkan perlu diingatkan bahwa perasaan ini normal dan mendapatkan dukungan selama masa transisi.
- Kurang tidur
Kurang tidur selama periode postpartum juga diyakini terkait dengan mengapa beberapa wanita mengalami baby blues.
Studi telah menemukan bahwa wanita pascamelahirkan yang kurang tidur lebih cenderung merasa tertekan. Kurang tidur selama trimester ketiga kehamilan juga terkait dengan kemungkinan lebih tinggi mengembangkan baby blues setelah lahir.
Oleh karena itu, istirahat yang cukup selama kehamilan dan setelah melahirkan penting untuk membantu mencegah dan mengatasi baby blues.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan baby blues
Faktor risiko tertentu dikaitkan dengan reaksi yang lebih intens terhadap baby blues. Adapun sejumlah faktor risiko baby blues meliputi:
- Mengalami kehamilan yang tidak diinginkan
- Rendah diri
- Tidak memiliki pasangan
- Merasa kecewa atau tidak puas dengan pasangannya
- Takut melahirkan
- Melahirkan secara caesar, mengalami persalinan berisiko, atau komplikasi pascapersalinan
- Mengalami kecemasan dan stres saat lahir
- Melahirkan bayi pertama
- Riwayat depresi atau kecemasan
- Kurangnya dukungan sosial
- Kekurangan vitamin dan mineral tertentu
- Masalah tidur
- Usia ibu yang lebih muda