Sleepwalking – Pengertian, Penyebab, Gejala Dan Cara Mengatasinya…

sleepwalking

rhisehat.com Sleepwalking adalah gangguan medis yang menyebabkan penderita berjalan atau melakukan aktivitas dalam keadaan tidur. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah somnambulism. Umumnya terjadi sekitar 1–2 jam setelah tertidur dan bisa berlangsung selama 5-30 menit. Pada anak-anak, tidur berjalan biasanya hanya terjadi sesekali dan akan hilang seiring bertambahnya usia.

Perlu diketahui bahwa proses tidur terbagi menjadi dua tahapan, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Pada NREM, terdapat empat siklus hingga seseorang akhirnya dapat tidur dan bermimpi di fase REM.Sleepwalking terjadi pada fase NREM, tepatnya fase N3. Fase N3 merupakan salah satu fase tidur yang terjadi ketika seseorang telah tertidur lelap.

Prevalensi sleepwalking diperkirakan sekitar 1-15 persen. Anak yang mengompol, mengalami sleep apnea, atau sleep terror juga seringkali mengalami tidur berjalan.Sleepwalking umumnya menyerang anak-anak, khususnya di umur empat hingga delapan tahun. Kondisi ini kemudian menghilang ketika anak menginjak usia remaja.

Penyebab Sleepwalking

Penyebab sleepwalking belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun kondisi ini memiliki kecenderungan untuk diturunkan dalam keluarga atau bersifat keturunan.Sleepwalking juga diduga berhubungan dengan sleep terror. Anak yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami sleepwalking atau sleep terror lebih berisiko untuk mengalami tidur berjalan.

Walaupun penyebab pastinya tidak diketahui, beberapa faktor di bawah ini diduga dapat berpengaruh. Seperti, stres, kurang tidur, demam, serta jadwal tidur yang terganggu.Di samping itu, ada pula kondisi-kondisi medis yang dapat mengganggu tidur, sehingga berujung pada sleepwalking. Beberapa di antaranya meliputi:

– Gangguan pernapasan saat tidur, misalnya obstructive sleep apnea (OSA). OSA menyebabkan napas penderita tiba-tiba berhenti, sehingga terbangun
– Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat sedatif, hiponotik atau obat lainnya yang digunakan untuk gangguan kejiwaan
– Konsumsi alkohol
– Restless legs syndrome
– Penyakit asam lambung naik atau gastroesophageal reflux disease (GERD)
– Serangan asma di malam hari
– Serangan kejang di malam hari
– Masalah kejiwaan, seperti gangguan stres pascatrauma, serangan panik, atau gangguan identitas disosiatif

Faktor-faktor lainnya yang dapat meningkatkan resiko sleepwalking adalah;

Genetika. Kecenderungan sleepwalking dapat menurun dalam keluarga. Anak yang memiliki orangtua pengidap sleepwalking, pada gilirannya akan menampakkan gejala-gejalanya dan berakhir juga dengan berjalan dalam tidur.
Usia. Sleepwalking lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Dan apabila pada usia dewasa masih memiliki gangguan tidur ini penyebabnya mungkin lebih pada apa yang sudah dijabarkan di atas.

Selain kondisi-kondisi di atas, beberapa kondisi kesehatan, gangguan irama jantung, asma, sleep apnea, atau sindrom kaki gelisah, juga sering dihubungkan dengan munculnya penyakit tidur berjalan.

Gejala Sleepwalking

Pada dasarnya, tidur terbagi memiliki 2 tahapan tidur, yaitu tahapan tidur rapid eye movement (REM) dan tahapan non-rapid eye movement (NREM). Tahapan ini akan berlangsung dalam siklus yang terus berulang. Pada tahap NREM akan terjadi 3 fase tidur, yaitu:

Fase 1, yaitu mata terpejam, namun masih mudah terbangun
Fase 2, yaitu irama jantung mulai melambat, suhu tubuh menurun, dan tubuh bersiap untuk tidur dalam
Fase 3, yaitu fase tidur nyenyak, di mana seseorang akan sulit dibangunkan

Penyakit tidur berjalan terjadi di fase 3 tahap NREM. Saat mengalami penyakit tidur berjalan, seseorang biasanya akan mengalami keluhan dan gejala, seperti:

– Berjalan-jalan dalam keadaan tidur
– Melakukan berbagai aktivitas dalam keadaan tidur
– Duduk di tempat tidur dengan mata terbuka tapi masih dalam keadaan tidur
– Mata terbuka namun dengan tatapan kosong
– Kebingungan dan tidak mengingat apa yang dilakukan ketika terbangun
– Mengigau dan tidak merespon percakapan
– Berperilaku agresif atau kasar saat dibangunkan
– Kantuk pada siang hari

Gangguan tidur yang terjadi pada orang dewasa dapat melibatkan perilaku yang lebih rumit, seperti memasak, makan, memainkan alat musik, bahkan menyetir.

Cara Mengatasi Sleepwalking

Penyakit tidur berjalan umumnya tidak membutuhkan pengobatan, karena dapat menghilang dengan sendirinya. Namun, jika kondisi ini sudah membahayakan atau mengganggu banyak orang, maka pengobatan diperlukan.

Pengobatan penyakit tidur berjalan akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan adalah:

Penerapan sleep hygiene
Saat mengalami penyakit tidur berjalan, seseorang disarankan untuk memperbaiki lingkungan dan kebiasaan tidur yang kurang baik sebelumnya. Menerapkan sleep hygiene bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

– Membuat pola tidur yang teratur
– Menghindari konsumsi minuman berkafein dan yang mengandung alkohol berdekatan dengan waktu tidur
– Membuang air kecil terlebih dahulu sebelum tidur
– Membuat kamar tidur menjadi senyaman mungkin
– Melakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur, misalnya mandi air hangat atau membaca buku bacaan yang isinya ringan

Selain itu, penderita penyakit tidur berjalan juga disarankan untuk memperbaiki pola hidup dengan mengelola stres dengan cara yang positif dan berolahraga dengan rutin.

Psikoterapi
Salah satu contoh psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengubah pola pikir pasien terkait gangguan tidur yang dialami sekaligus meningkatkan kualitas tidur.

Obat-obatan
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengurangi frekuensi terjadinya tidur berjalan tiap malam. Beberapa jenis obat yang dapat diberikan adalah obat golongan antidepresan atau golongan benzodiazepine, seperti clonazepam.

Bila gangguan ini terjadi pada waktu yang sama tiap malam, cara lain untuk mengatasinya adalah dengan membangunkan penderita 15–30 menit sebelum gejala penyakit tidur berjalan muncul. Dengan begitu, siklus tidurnya akan berubah dan diharapkan dapat meredakan kondisi yang dialami.

Perlu diketahui juga, hal terpenting dalam pengobatan penyakit tidur berjalan adalah memastikan bahwa tidak ada gangguan atau penyakit lain yang menyertai penyakit tidur berjalan. Bila ditemukan gangguan lain yang menyertai, penyakit tersebut harus diatasi.

Cara Pencegahan Sleepwalking

Penyakit tidur berjalan dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

– Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman
– Mengelola stres dengan cara yang positif
– Menghindari konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan
– Menghindari bekerja hingga larut malam
– Menerapkan disiplin tidur dengan mengikuti jadwal yang sudah dibuat
– Melakukan olahraga dengan rutin
– Membatasi konsumsi makanan atau minuman berkafein terutama mendekati waktu tidur
– Melakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur, misalnya mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik
– Melakukan pemeriksaan ke dokter jika memiliki riwayat penyakit tidur berjalan atau kondisi lainnya

Sehatq. accessed on 2022 Sleepwalking
Aldokter. accessed on 2022 Sleepwalking
Medeka. accessed on 2022 Sleepwalking
Lifestyle. accessed on 2022 Sleepwalking
Hellosehat. accessed on 2022 Sleepwalking