Toxic Parenting

Toxic Parenting

Apa Itu Toxic Parenting?
Merupakan salah satu jenis pola asuh yang keliru di mana orangtua selalu menginginkan keinginan dan kemauannya dituruti oleh anak tanpa memikirkan perasaan serta kurang menghargai hak berpendapat pada anak dan tanpa sadar dapat melukai psikologis anak. Bahkan, tidak jarang toxic parents melakukan kekerasan verbal pada anak dengan mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak diterima oleh anak.

Apa Itu Toxic Parent?
Berbeda dengan toxic parenting toxic parent merupakan orang tua yang melakukan tindakan-tindakan tertentu yang tanpa sadar dapat membebani psikologis anak.
Orang tua yang menjadi racun atau toxic dapat mengakibatkan luka psikologis atau luka pengasuhan pada anak, baik sekarang maupun di masa depan. Orang tua yang tanpa sadar menerapkan toxic parenting umumnya mengedepankan keinginan pribadi, mengatur anak semaunya sendiri, tidak menghargai perasaan serta pendapat anak, dan tidak memandang bahwa anak memiliki hak atas

Tanda Pola Asuh Toxic Parenting

1. Menyiksa Fisik atau Verbal
Pelecehan ini dapat berupa teriakan, pukulan, maupun ancaman. Tidak hanya itu, pelecehan verbal juga dapat dilakukan seperti memanggil anak dengan perkataan tidak senonoh, mengejek anak dengan kata-kata kasar, mendiami anak dalam waktu lama, mengalihkan kesalahan pada anak, atau mengambil suatu tindakan secara diam-diam.
Apapun bentuk, tindakan, intensitas kekerasan pada anak tidak dapat dibenarkan dan parahnya kekerasan yang dialami anak dapat menyebabkan terganggunya fungsi otak dan kesehatan mental anak dalam jangka panjang.
2. Egois
Semua yang dilakukan orangtua untuk anak tentunya merupakan hal yang terbaik. Namun, orang tua selalu mengukur sesuatu dengan perasaannya sendiri, tanpa memikirkan perasaan anak. Dengan bersikap egois, orangtua tidak dapat memenuhi kebutuhan emosional dan tidak peduli dengan apa yang dibutuhkan oleh anak.
3. Selalu Mengontrol Anak
Keinginan orangtua untuk melakukan yang terbaik adalah hal baik dan wajar, namun hal ini menjadi bahaya jika orangtua memiliki ketakutan berlebih atas keputusan atau pilihan sang anak dan menganggap anak belum cukup dewasa untuk memutuskan pilihan hidupnya.
Terlalu mengontrol kegiatan anak menjadi salah satu tanda kamu melakukan pola asuh toxic parenting. Sebaiknya berikan anak kepercayaan dan hargai setiap keputusan yang diambil.

4. Menganggap Anak Bertanggung Jawab atas Kebahagiaan Orang Tua
Ketika orang tua sudah menuntut suatu hal kepada anak seperti menyuruh anak memilih antara orang tua dengan temannya bahkan pasangannya. Atau menyuruh anak sering mengorbankan aktivitas yang mereka sukai demi mengabulkan permintaan orang tua.
Orang tua seperti ini cenderung menganggap bahwa perilaku ini untuk membangun hubungan yang sehat dengan anak namun sebenarnya orang tua malah membangun hubungan yang tidak sehat karena anak dituntut untuk terus mengorbankan apa yang membuat mereka bahagia dan membatasi mereka sebagai individu yang mandiri.

Tidak hanya itu, pola asuh toxic parenting juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental anak.
Berikut ini pengaruh toxic parenting pada kesehatan mental anak:

1.Gangguan Kecemasan
Melansir Bustle, anak yang mengalami toxic parenting dalam jangka waktu yang cukup lama rentan mengalami gangguan kecemasan saat ia bertumbuh menjadi dewasa.
2.Stres
Toxic parenting menyebabkan komunikasi yang kurang baik antara anak dan orangtua. Kondisi ini membuat anak kurang nyaman untuk mengutarakan perasaan atau tidak mendapatkan perhatian yang optimal. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami kondisi stres yang berisiko tingkatkan depresi pada anak.
3.Percaya Diri yang Rendah
Toxic parents juga dapat menyebabkan anak memiliki rasa percaya diri yang rendah. Hal ini disebabkan orangtua yang selalu mengontrol keputusan untuk anaknya.

halodoc. Diakses pada 2022.
prenagen. Diakses pada 2022.
brainacademy. Diakses pada 2022.