Penyebab Perubahan Mood Ketika Haid
Saat sedang haid, wanita tidak hanya mengalami gejala fisik, seperti nyeri atau kram pada perut, melainkan juga gejala emosional. Salah satu gejala emosional yang umum dirasakan oleh wanita saat haid adalah mood atau suasana hati yang buruk.
Mood buruk saat haid sebenarnya merupakan efek dari premenstrual syndrome (PMS), yang umumnya terjadi mulai dari 1–2 minggu sebelum haid. Mood buruk biasanya akan berhenti di hari ke-2 haid. Namun, saat haid, mood buruk bisa jadi lebih parah karena disertai dengan gejala fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman.
Selain menyebabkan mood yang buruk, ternyata fase menstruasi bisa juga dipengaruhi oleh faktor psikologi.
Misalnya saja pada perempuan yang mengalami kesepian. Jauh dari keluarga atau sedang jauh dari suami. Gangguan menstruasi pun bisa muncul dalam dirinya. Faktor itu membuat hormon tidak seimbang,”
Seseorang pernah berkata, jika wanita yang mengalami menstruasi lebih sering dari biasanya dia sedang dalam keadaan homesick dan ini menyebabkan hormonnya tidak seimbang.
Biasanya, mendekati waktu haid, kebanyakan wanita menjadi cenderung lebih sensitif, cemas, melankolis, bahkan bisa depresi. Beberapa ahli mengatakan bahwa ketidakseimbangan hormon dan sejumlah senyawa kimia di otak yang mengatur mood, bisa jadi salah satu faktor penyebabnya.
Dilansir dari Everydayhealth, peneliti sebetulnya tidak tahu pasti alasan PMS bisa memicu gangguan emosi pada wanita, namun secara umum hal ini dianggap akibat naiknya hormon estrogen.
Saat menstruasi, lapisan dinding rahim akan luruh akibat penurunan kadar estrogen dan progesteron. Setelah haid selesai, hormon estrogen kembali naik secara perlahan. Dua minggu kemudian, estrogen akan mencapai puncak tertingginya lalu turun lagi menjelang jadwal menstruasi berikutnya.
Estrogen memiliki banyak sekali efek pada tubuh. Berkaitan dengan suasana hati, hormon ini dapat memengaruhi produksi dan efek endorfin, yaitu unsur di otak yang mendatangkan rasa nyaman dan kesenangan. Estrogen juga akan meningkatkan kadar serotonin yang berperan dalam hal nafsu makan, mood, dan pola tidur.
Efek hormon estrogen pada tiap wanita bisa berbeda. Sebagian wanita bisa lebih sensitif terhadap perubahan kadar estrogen di masa datang bulan daripada wanita lainnya. Kelompok wanita inilah yang paling rentan mengalami mood buruk saat datang bulan.
Faktor penyebab dari luar
Beberapa faktor eksternal yang dikatakan ikut mempengaruhi perubahan emosi saat PMS adalah:
Cuaca buruk. Dilansir dari Web MD, ternyata cuaca yang mendung bisa membuat seseorang cenderung menjadi galau, sedih atau merasa kesepian. Perubahan mood negatif ini terjadi karena, lagi-lagi, penurunan kadar endorfin di dalam tubuh.
Stres. Ketika seseorang stres, artinya kadar hormon serotonin mengalami penurunan. Hal ini akan memicu gejala mood swing saat haid, seperti depresi, mudah tersinggung, dan rasa ingin makan.
Tips Menjaga Mood Tetap Stabil Saat Sedang Haid
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga agar mood lebih stabil saat datang bulan:
Lakukan olahraga secara rutin.
Minum banyak air putih.
Hindari rokok dan minuman beralkohol.
Hindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh.
Konsumsi camilan sehat di sela-sela jadwal makan utama.
Konsumsi susu rendah lemak untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D.
Sejatinya, mood buruk tidak bisa dicegah. Namun, Anda bisa mengendalikannya dengan menerapkan pola makan serta gaya hidup sehat. Apabila gejala PMS sangat mengganggu atau tidak juga hilang setelah haid selesai, segera konsultasikan ke dokter.